tag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post5597265705442874744..comments2023-06-05T02:27:02.057-07:00Comments on PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA: MEMBACA ARTIKEL DI JURNAL KELAS B SEMESTER 1 2009Aronohttp://www.blogger.com/profile/08615515508501068316noreply@blogger.comBlogger47125tag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-58375455906866225682010-01-24T20:11:22.079-08:002010-01-24T20:11:22.079-08:00Nama:Dian Kharisma
Npm:A1A009053
MENYIMAK INT...Nama:Dian Kharisma<br />Npm:A1A009053<br /><br /><br /><br /><br /><br />MENYIMAK INTENSIF<br /><br />Kalau menyimak ekstensif lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secara lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu di bawah bimbingan langsung para guru, maka menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu. Dalam hal ini haruslah diadakan suatu pembagian penting sebagai berikut :<br /><br />a) Menyimak intensif ini terutama sekali dapat diarahkan pada butir –butir sebagai bagian dari program pengajaran bahasa, atau<br /><br />b) Terutama sekali dapat diarahkan pada pemahan serta pengertian umum.<br />Jelas bahwa dalam butir kedua ini makna bahasa secara umum sudah diketahui oleh para siswa.<br /><br />Di samping itu, masih ada faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan. Salah satu di antaranya adalah formalitas bahasa, yaitu situasi tempatnya berada pada poros berikut ini:<br /><br />slang — akrab — netral —formal<br /><br />Kebanyakan kelas sedikit sekali mengingat latihan dan praktek dengan mempergunakan suatu jenis bahasa selain daripada bahasa netral. Faktor lain yang juga harus dipahami adalah yang menyangkut kecepatan pengutaraan: apakah itu suatu percakap yang cepat, atau suatu ujaran yang diatur? Lebih jauh, apakah itu dipersiapkan dan dilalui ataukah mendadak tanpa persiapan? Berapa orang ikut terlibat? Jelas bahwa semakin banyak terlibat maka semakin sulit jadinyaa. Apak aksen si pembicara sudah biasa didengar oleh para siswa? Aksen-aksen bahasa regional atau bahasa kelompok sangat membingungkan siswa pada pendengaran pertama, bahkan bagi beberapa siswa mencemaskan. Sekali lagi, kekurangakraban dengan faktor-faktor ini benar dapat mengganggu pemahaman siswa terhadap makna bagian tersebut.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-35799371306565332152010-01-24T20:09:37.639-08:002010-01-24T20:09:37.639-08:00Nama:Dian Kharisma
Npm:A1A009053
MENYIMAK INT...Nama:Dian Kharisma<br />Npm:A1A009053<br /><br /><br /><br /><br /><br />MENYIMAK INTENSIF<br /><br />Kalau menyimak ekstensif lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secara lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu di bawah bimbingan langsung para guru, maka menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu. Dalam hal ini haruslah diadakan suatu pembagian penting sebagai berikut :<br /><br />a) Menyimak intensif ini terutama sekali dapat diarahkan pada butir –butir sebagai bagian dari program pengajaran bahasa, atau<br /><br />b) Terutama sekali dapat diarahkan pada pemahan serta pengertian umum.<br />Jelas bahwa dalam butir kedua ini makna bahasa secara umum sudah diketahui oleh para siswa.<br /><br />Di samping itu, masih ada faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan. Salah satu di antaranya adalah formalitas bahasa, yaitu situasi tempatnya berada pada poros berikut ini:<br /><br />slang — akrab — netral —formal<br /><br />Kebanyakan kelas sedikit sekali mengingat latihan dan praktek dengan mempergunakan suatu jenis bahasa selain daripada bahasa netral. Faktor lain yang juga harus dipahami adalah yang menyangkut kecepatan pengutaraan: apakah itu suatu percakap yang cepat, atau suatu ujaran yang diatur? Lebih jauh, apakah itu dipersiapkan dan dilalui ataukah mendadak tanpa persiapan? Berapa orang ikut terlibat? Jelas bahwa semakin banyak terlibat maka semakin sulit jadinyaa. Apak aksen si pembicara sudah biasa didengar oleh para siswa? Aksen-aksen bahasa regional atau bahasa kelompok sangat membingungkan siswa pada pendengaran pertama, bahkan bagi beberapa siswa mencemaskan. Sekali lagi, kekurangakraban dengan faktor-faktor ini benar dapat mengganggu pemahaman siswa terhadap makna bagian tersebut.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-29265161937625218602010-01-24T20:05:06.907-08:002010-01-24T20:05:06.907-08:00TUGAS MEMBACA ARTIKEL
Nama :Dian kharisma
npm :A1A...TUGAS MEMBACA ARTIKEL<br />Nama :Dian kharisma<br />npm :A1A009053<br /><br /><br /><br /> Pembelajaran Akselerasi adalah sebuah metode belajar yang membantu anda mengorganisasikan, mengatur dan mengasimilasikan informasi pada kecepatan tinggi. Jika anda pernah membaca 7 Intelejensia dari Pembelajaran Akselerasi dan Kemampuan Belajar Multi Sensor Tingkat Lanjutan, maka anda sudah memiliki dasar pengertian betapa pentingnya dalam mempelajari segumpal informasi (keping jigsaw informasi) dengan memanfaatkan beragam input dari sensor/ panca indra dan strategi pembelajaran kreatif yang menstimulasi ketujuh intelenjensia kita. <br /> Semenjak penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg pada tahun 1450, maka hampir semua informasi yang kita hadapi setiap hari dipresentasikan di dalam “kalimat tercetak”. Dengan peningkatan dan kemajuan layanan multimedia berbasis web, maka “kalimat tercetak” sepertinya kehilangan pijakan, walaupun masih memainkan dan cara populer untuk menyampaikan informasi di era modern. Adanya epidemi sosial nomor 1 di jaman sekarang adalah “Kebanjiran Informasi/ Information Overload”. Epidemi ini menyapu seluruh dunia dan menekan para pengumpul informasi untuk melakukan pekerjaan ekstra dan terbaiknya untuk memahami dunia yang sedang bergeraks secara dinamik di sekeliling mereka. Dengan alasan-alasan itulah, maka sangat kritikal bahwa kita perlu mempelajari kemampuan untuk mengkoleksi, menyerap dan mengasimiliasikan “kalimat tercetak” dengan suatu cara yang dapat membantu kita menghemat waktu, energi dan yang paling penting adalah tetap membuat kita “sadar” di dalam dunia informasi yang terus berkembang pesat.<br /> Gambar Accelerated Speed Reading Principles Concept Map, pertama-tama memberikan pencerahan pada detil proses membaca, dan membantu untuk mengindentifikasikan relasi pada potensi belajar kita. Kedua, Study Matrix ini akan membagi proses Baca Cepat dari Pembelajaran Akselerasi, termasuk di dalamnya langkah-demi-langkah penjelasan bagaimana caranya untuk memanfaatkan kombinasi baca cepat dan kemampuan belajar komplementari lainnya dalam proses pemahaman secara menyeluruh dan komprehensif dari suatu buku teks dengan cepat. Ketiga, Adam akan mengajak anda untuk melihat secara lebih dekat sebuah metode sub-konsius (otak setengah sadar) Baca Secara Photografik, yang dapat meningkatkan belajar dan pemahaman terhadap informasi pada tingkat ke-tidaksadaran (Sur menambahkan: kemampuan otak bawah sadar memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap informasi dan masuk langsung ke ingatan jangka panjang). Akhirnya, Study Matrix ini akan mempresentasikan anda dengan beberapa ujian, tips untuk belajar dan strategi untuk mengikutsertakan prinsip-prinsip Pembelajaran Akselerasi secara Photo dan Baca Cepat.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-70697030020443413982010-01-20T04:16:14.366-08:002010-01-20T04:16:14.366-08:00tugas membaca(metode cantol)
nama : hendro johann...tugas membaca(metode cantol)<br /><br />nama : hendro johannes<br />npm : A1A009011<br /><br />Metode cepat membaca ini awalnya dipergunakan oleh Ibu Erna Nurhasanah kepada anak-anaknya. Awalnya beliau menggunakan metode Glenn Doman untuk mengajari balitanya membaca. Tapi waktu itu anaknya cuma satu. Setelah lahir adiknya, ternyata metode membaca Glenn Doman sudah tidak mampu beliau terapkan lagi.<br /><br />Akhirnya dengan berbekal metode Glenn Doman yang sudah dia kuasai dan metode cantolan dari buku Quantum Learning, ibu Erna berhasil mengembangkan metode belajar membaca untuk Balita yang kemudian diberi nama metode Cantol Roudhoh.<br /><br />Beberapa waktu yang lalu istri saya mengikuti pelatihan metode ini. Dan alhamdulillah memang cara belajarnya sangat menyenangkan. Metode ini diberikan melalui bentuk cerita, gambar, ketrampilan dan permainan. Akibatnya, kegiatan belajar menjadi sangat menyenangkan.<br /><br />Dari penuturan beliau, rata2 hanya dalam 32x pertemuan atau 20 Jam anak-anak sudah mampu membaca. Artinya metode ini memang mampu memaksimalkan kemampuan otak balita yang sedang tumbuh berkembang.<br /><br />Saya sendiri yakin, metode ini akan booming di masa mendatang. Karena memang proses belajarnya sangat menyenangkan. Bahkan mungkin bisa dikatakan proses bermain daripada proses belajar.<br /><br />Nah, buat anda yang saat ini lagi malas baca, bersiaplah menghadapi generasi2 baru yang mampu membaca sejak usia 3 tahun. Hasil penelitian Glenn Doman menyatakan bahwa anak-anak yang mengalami cedera otak dapat membaca dengan baik di usia 3 tahun.<br /><br />Menurut beliau, anak2 mampu membaca sebuah kata di usia 1 tahun. Membaca sebuah kalimat di usia 2 tahun dan membaca sebuah buku di usia 3 tahun. Dengan perlakuan yang baik dan bimbingan yang penuh perhatian dari orang tua dan lingkungannya, insya Allah generasi ini akan mengalahkan kita dimasa mendatang.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-52776020782620358522010-01-20T04:12:39.914-08:002010-01-20T04:12:39.914-08:00tugas membaca(metode cantol)
nama : Watam Agus Set...tugas membaca(metode cantol)<br />nama : Watam Agus Setyawan<br />npm :A1A009081<br /><br />Metode Cantol adalah salah satu tekhnik menghapal yang dikembangkan dalam "Quantum Learning". Dalam penerapannya, metoda ini bersosialisasi dalam persamaan bunyi dan bentuk visual. Sebagai contoh salah satu teknik menghapal dengan metode Cantol adalah ketika di SMA, ada suatu pelajaran dari ilmu kimia tentang menghapal unsur kimia, di antaranya menghapal unsur golongan VII A yang terdiri dari unsur Helium, Neon, Argon, Kripton, Xenon dan Rn. Untuk memudahkan menghapal dibuatlah kalimat, yaitu: hehoh negara argentina karena xenat runtuh. Dengan mudah dapat menghapal nama-nama unsur kimia tiap golongan.<br /><br />Itu adalah salah satu metoda menghapal yang efektif untuk mengingat daftar. Dalam mengajarkan membaca teknik-teknik tersebut sangat diperlukan untuk mempermudah anak dalam mengingat simbol-simbol huruf. Metode yang cocok untuk memudahkan anak mengingat kembali simbol-simbol huruf adalah Metode Cantol. Pengenalan membaca yang efektif adalah mengenalkan seluruh bunyi suku kata dasar yang menjadi pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Dan tahap selanjutnya adalah "kata" yang dikenalkan kepada anak. <br /><br />Dalam pengenalan suku kata, irama bunyi tiap kelompok sama yaitu: a, i, u, e, o. Apabila anak sudah dapat menangkap titian ingatan ini sama dengan kelompok-kelompok suku kata lainnya, maka ia sudah dapat menduga suku kata kelompok lain yang belum dikenalkan kepadanya. Apabila ia sudah dapat mengenal huruf dari a sampai z, maka ia dapat menebak dengan benar bunyi suku kata tersebut. Misalnya ia baru dikenalkan pada kelompok suku kata ga, gi, gu, ge, go. Apabila titian ingatan sudah dipahami, maka ia dapat mengetahui kelompok lainnya dari huruf yang ia kenal. Ia akan mengetahui bunyi kelompok ha, ja, dan selanjutnya. Jadi ia akan cepat sekali mengenal seluruh suku kata. Tetapi bagi anak yang belum mengetahui huruf perlu suatu kerangka pikiran yang dapat membantu untuk mengingatnya dengan mudah. Di sinilah metode Cantol sangat efektif dalam membantu kerangka pikiran anak bagi anak yang belum kenal huruf. Terlebih-lebih anak yang sudah mengenal huruf.<br /><br />Bagaimana Metode Cantol ini dapat diterapkan dalam tehnik membaca?<br /><br />Pada metode membaca ini anak diarahkan untuk terlebih dahulu menguasai titian ingatannya. Anak akan mengetahui bunyi kelompoknya, cukup apabila ia mengetahui bunyi awal kelompok suku kata tersebut, yaitu ba, ca, da, dan seterusnya. Untuk membantu anak sebagai sandaran dalam pola berfikir, maka suku awal diberi cantolan berupa nama-nama benda yang bunyi suku awalnya sama dengan bunyi suku awal tiap kelompok. Misalnya kelompok 1 cantolannya "baju", kelompok 2 "cabe", kelompok 3 "dadu" dan seterusnya. Nama benda-benda yang diijadikan cantolan diusahakan dikenal anak. Cantolan diterapkan dalam bentuk kartu-kartu yang dijadikan sebagai alat peraga. Misalnya kelompok 1 kartu bergambar baju, kelompok 2 kartu bergambar cabe dan seterusnya.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-9645442555339529682010-01-20T03:53:32.327-08:002010-01-20T03:53:32.327-08:00nama: joko wahyudo
npn: a1a009067
metode membaca &...nama: joko wahyudo<br />npn: a1a009067<br />metode membaca "KUBACA"<br />Pentingnya Membaca<br /><br /> * Sarana untuk mengetahui sesuatu yang baru<br /> * Sarana menambah wawasan tentang sesuatu yang sedang berkembang<br /> * Lebih mudah untuk dipahami dan dimengerti maksudnya<br /> * Membuka peluang untuk menjalin hubungan lebih luas<br /> * Kemampuan dasar yang akan terus terbawa selamanya<br /><br />8 Hal Positif yang didapat dari Kursus Kubaca<br /><br /> 1. Koordinasi antara mata dan mulut<br /> 2. Melatih daya ingat<br /> 3. Mengajarkan lancar bicara<br /> 4. Memperbanyak perbendaharaan kata<br /> 5. Membuat percaya diri<br /> 6. Dapat menyusun kata menjadi kalimat yang benar dan bermakna<br /> 7. Dapat membuat cerita dari 40 sampai 50 kata yang sering didengar dalam percakapan<br /> 8. Memberi anak permulaan lebih awal untuk dapat menyerap ilmu pengetahuan melalui membacaAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-44811802427356287932010-01-20T03:36:46.957-08:002010-01-20T03:36:46.957-08:00nama: hendro johannes
npm : A1A009011
TUGAS MEMBAC...nama: hendro johannes<br />npm : A1A009011<br />TUGAS MEMBACA<br /><br />Bagi siswa kelas rendah (I dan II), penting sekali guru menggunakan metode membaca. Depdiknas (2000:4) menawarkan berbagai metode yang diperuntukkan bagi siswa permulaan, antara lain: metode eja/bunyi, metode kata lembaga, metode global, dan metode SAS.<br /><br />Metode eja adalah belajar membaca yang dimulai dari mengeja huruf demi huruf. Pendekatan yang dipakai dalam metode eja adalah pendekatan harfiah. Siswa mulai diperkenalkan dengan lambang-lambang huruf. Pembelajaran metode Eja terdiri dari pengenalan huruf atau abjad A sampai dengan Z dan pengenalan bunyi huruf atau fonem. Metode kata lembaga didasarkan atas pendekatan kata, yaitu cara memulai mengajarkan membaca dan menulis permulaan dengan menampilkan kata-kata. Metode global adalah belajar membaca kalimat secara utuh. Adapun pendekatan yang dipakai dalam metode global ini adalah pendekatan kalimat. Selanjutnya, metode SAS didasarkan atas pendekatan cerita.<br /><br />Metode pembelajaran di atas dapat diterapkan pada siswa kelas rendah (I dan II) di sekolah dasar. Guru dianjurkan memilih salah satu metode yang cocok dan sesuai untuk diterapkan pada siswa. Menurut hemat penulis, guru sebaiknya mempertimbangkan pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan sebagai berikut:<br /><br />1. Dapat menyenangkan siswa<br />2. Tidak menyulitkan siswa untuk menyerapnya<br />3. Bila dilaksanakan, lebih efektif dan efisien<br />4. Tidak memerlukan fasilitas dan sarana yang lebih rumit<br /><br />Salah satu metode pembelajaran membaca permulaan yang akan diangkat dalam tulisan ini adalah metode membaca global. Menurut Purwanto (1997:32), “Metode global adalah metode yang melihat segala sesuatu sebagai keseluruhan. Penemu metode ini ialah seorang ahli ilmu jiwa dan ahli pendidikan bangsa Belgia yang bernama Decroly.” Kemudian Depdiknas (2000:6) mendefinisikan bahwa metode global adalah cara belajar membaca kalimat secara utuh. Metode global ini didasarkan pada pendekatan kalimat. Caranya ialah guru mengajarkan membaca dan menulis dengan menampilkan kalimat di bawah gambar. Metode global dapat juga diterapkan dengan kalimat tanpa bantuan gambar. Selanjutnya, siswa menguraikan kalimat menjadi kata, menguraikan kata menjadi suku kata, dan menguraikan suku kata menjadi huruf.<br /><br />Langkah-langkah penerapan metode global adalah sebagai berikut:<br /><br />1) Siswa membaca kalimat dengan bantuan gambar. Jika sudah lancar, siswa membaca tanpa bantuan gambar, misalnya:<br /><br />Ini nani<br /><br />2) Menguraikan kalimat dengan kata-kata: /ini/ /nani/<br />3) Menguraikan kata-kata menjadi suku kata: i – ni na – ni<br />4) Menguraikan suku kata menjadi huruf-huruf, misalnya: i – n – i - n – a – n – iAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-57535944297679907092010-01-20T01:16:48.603-08:002010-01-20T01:16:48.603-08:00Nama:Agus Budianto
Npm:A1A009041
Metode Mem...Nama:Agus Budianto<br />Npm:A1A009041<br /><br /><br /> Metode Membaca Cepat<br /><br /><br /><br />Salah satu perbedaan yang menyolok antara kuliah di sini dengan di Indonesia adalah jumlah bacaannya. Di sini bacaannya banyak sekali ! Dan bacaan ini harus dibaca sebelum kuliah. Sekedar gambaran, bacaannya biasa berupa paper yang panjangnya belasan sampai dua puluhan halaman dan untuk setiap kuliah bisa 2-3 paper seperti itu. Akhirnya untuk membaca saja butuh waktu berjam-jam.<br /><br />Teknik membaca cepat dengan dua hal saja, yaitu:<br /><br />1. Menghilangkan subvokalisasi<br /><br />Subvokalisasi ini adalah suara yang biasa “ikut membaca” di dalam pikiran kita. Jadi waktu kita membaca, di dalam pikiran kita seperti ada suara yang menyuarakan bacaan itu. Ternyata ini sangat menghambat kecepatan membaca, karena otak kita sebenarnya mampu membaca dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada suara di dalam pikiran kita itu. Karenanya salah satu teknik membaca cepat adalah dengan menghilangkan suara ini. Tidak mudah memang karena sudah jadi kebiasaan bertahun-tahun, tapi bagaimana pun kita perlu belajar melakukannya. Kita harus menemukan metode belajar membaca cepat.<br /><br />2. Jangan kembali ke belakang <br /><br />Nah, ini malah lebih sulit lagi. Kalau kita sudah melewati suatu bagian bacaan maka jangan sekali-kali mengulang lagi bagian itu. Baca terus dan maju terus. Ada yang terlewat ? Jangan hiraukan, maju terus ! Ada kata-kata yang hilang ? Jangan hiraukan juga, maju terus ! Pokoknya maju terus pantang mundur ! belajar membaca cepat harus terus dilakukan. Intinya di sini adalah kita harus membaca untuk mendapatkan ide, bukan untuk mendapatkan kata per kata (lihat juga post Ide per Menit). Kembali ke belakang akan sangat mengurangi kecepatan membaca kita sementara dengan maju terus toh idenya akan kita dapatkan<br /><br />Ngomong-ngomong, ada aplikasi web yang bisa membantu kita untuk belajar membaca cepat, yaitu ZAP Reader dan Spreeder. Dengan aplikasi ini kita bisa meng-copy-paste bahan yang hendak dibaca atau menuliskan alamat Internetnya. Kita juga bisa mengatur kecepatan membaca yang diinginkan, misalnya 300 wpm (word per minute – kata per menit). Jadi nantinya kita dijamin sedang membaca dengan kecepatan 300 wpm ! Asyik kan ? Kita bisa mengatur sendiri seberapa cepat kita ingin membaca.<br /><br />Setelah itu tekan tombol ‘Play’ dan apa yang terjadi ? Aplikasi ini bakal “melemparkan” kata per kata di depan mata kita ! Kecepatannya sesuai dengan yang kita atur. Dengan aplikasi ini paling tidak ada tiga keuntungan yang kita dapatkan: <br /><br />1. Mata kita cukup fokus ke satu tempatYup, mata kita tidak perlu bergerak ke kiri ke kanan seperti biasanya waktu membaca. Cukup pusatkan ke satu tempat di layar. <br /><br />2. Kita diajar menghilangkan subvokalisasiSeringkali kata-katanya dilempar begitu cepat sampai kita tidak sempat “menyuarakan” di dalam pikiran kita ! Dengan begitu kita mau tak mau “dipaksa” untuk membaca tanpa subvokalisasi.<br /><br />3. Kita “dipaksa” untuk maju terus Ini asyiknya: dengan aplikasi membaca cepat ini kita sama sekali tidak bisa kembali ke belakang ! Pokoknya kita dipaksa untuk maju dan maju terus !<br /><br />Jadi bisa dibilang aplikasi metode belajar membaca ini sangat baik untuk melatih kita membaca cepat. Pertama-tama tentu belum terbiasa, seperti saya sekarang ) . Tapi lambat laun kita pasti bakal menuai hasilnya.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-59657534101438465602010-01-20T01:14:35.586-08:002010-01-20T01:14:35.586-08:00Nama:Agus Budianto
Npm:A1A009041
Metode Me...Nama:Agus Budianto<br />Npm:A1A009041<br /><br /> Metode Membaca Cepat<br /><br />Salah satu perbedaan yang menyolok antara kuliah di sini dengan di Indonesia adalah jumlah bacaannya. Di sini bacaannya banyak sekali ! Dan bacaan ini harus dibaca sebelum kuliah. Sekedar gambaran, bacaannya biasa berupa paper yang panjangnya belasan sampai dua puluhan halaman dan untuk setiap kuliah bisa 2-3 paper seperti itu. Akhirnya untuk membaca saja butuh waktu berjam-jam.<br /><br />Teknik membaca cepat dengan dua hal saja, yaitu:<br /><br />1. Menghilangkan subvokalisasi<br /><br />Subvokalisasi ini adalah suara yang biasa “ikut membaca” di dalam pikiran kita. Jadi waktu kita membaca, di dalam pikiran kita seperti ada suara yang menyuarakan bacaan itu. Ternyata ini sangat menghambat kecepatan membaca, karena otak kita sebenarnya mampu membaca dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada suara di dalam pikiran kita itu. Karenanya salah satu teknik membaca cepat adalah dengan menghilangkan suara ini. Tidak mudah memang karena sudah jadi kebiasaan bertahun-tahun, tapi bagaimana pun kita perlu belajar melakukannya. Kita harus menemukan metode belajar membaca cepat.<br /><br />2. Jangan kembali ke belakang <br /><br />Nah, ini malah lebih sulit lagi. Kalau kita sudah melewati suatu bagian bacaan maka jangan sekali-kali mengulang lagi bagian itu. Baca terus dan maju terus. Ada yang terlewat ? Jangan hiraukan, maju terus ! Ada kata-kata yang hilang ? Jangan hiraukan juga, maju terus ! Pokoknya maju terus pantang mundur ! belajar membaca cepat harus terus dilakukan. Intinya di sini adalah kita harus membaca untuk mendapatkan ide, bukan untuk mendapatkan kata per kata (lihat juga post Ide per Menit). Kembali ke belakang akan sangat mengurangi kecepatan membaca kita sementara dengan maju terus toh idenya akan kita dapatkan<br /><br />Ngomong-ngomong, ada aplikasi web yang bisa membantu kita untuk belajar membaca cepat, yaitu ZAP Reader dan Spreeder. Dengan aplikasi ini kita bisa meng-copy-paste bahan yang hendak dibaca atau menuliskan alamat Internetnya. Kita juga bisa mengatur kecepatan membaca yang diinginkan, misalnya 300 wpm (word per minute – kata per menit). Jadi nantinya kita dijamin sedang membaca dengan kecepatan 300 wpm ! Asyik kan ? Kita bisa mengatur sendiri seberapa cepat kita ingin membaca.<br /><br />Setelah itu tekan tombol ‘Play’ dan apa yang terjadi ? Aplikasi ini bakal “melemparkan” kata per kata di depan mata kita ! Kecepatannya sesuai dengan yang kita atur. Dengan aplikasi ini paling tidak ada tiga keuntungan yang kita dapatkan: <br /><br />1. Mata kita cukup fokus ke satu tempatYup, mata kita tidak perlu bergerak ke kiri ke kanan seperti biasanya waktu membaca. Cukup pusatkan ke satu tempat di layar. <br /><br />2. Kita diajar menghilangkan subvokalisasiSeringkali kata-katanya dilempar begitu cepat sampai kita tidak sempat “menyuarakan” di dalam pikiran kita ! Dengan begitu kita mau tak mau “dipaksa” untuk membaca tanpa subvokalisasi.<br /><br />3. Kita “dipaksa” untuk maju terus Ini asyiknya: dengan aplikasi membaca cepat ini kita sama sekali tidak bisa kembali ke belakang ! Pokoknya kita dipaksa untuk maju dan maju terus !<br /><br />Jadi bisa dibilang aplikasi metode belajar membaca ini sangat baik untuk melatih kita membaca cepat. Pertama-tama tentu belum terbiasa, seperti saya sekarang ) . Tapi lambat laun kita pasti bakal menuai hasilnya.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-77337797139027377012010-01-19T20:55:52.089-08:002010-01-19T20:55:52.089-08:00nama : santi rahayu
npm : AIA009075
Tugas : mem...nama : santi rahayu<br />npm : AIA009075<br />Tugas : membaca<br />kelas : B<br />MEMBACA DENGAN METODE SPEED READING<br /><br />A. Pengertian Speed Reading<br />Soedarso, Speed Reading (Gramedia, cet. 11,2004) mengatakan “metode speed reading merupakan semacam latihan untuk mengelola secara cepat proses penerimaan informasi”. Seseorang akan dituntut untuk membedakan informasi yang diperlukan atau tidak. Informasi itu kemudian disimpan dalam otak.<br />Speed reading juga merupakan keterampilan yang harus dipelajari agar mampu membaca lebih cepat sekaligus memahami semua yang terkandung di dalam bacaan yang bersangkutan. Tidak ada orang yang dapat membaca cepat karena bakat. Maka itu harus dipahami bahwa membaca cepat bukanlah melulu cepat memecah kode dan segera menyelesaikan sebuah buku. Membaca cepat adalah bagaimana kita dapat membaca dengan pemahaman yang lebih baik dalam waktu lebih cepat serta mengingatnya dengan baik pula. Bersamaan dengan hal tersebut di atas Supriyadi (1995:127) menyatakan “keterampilan membaca yang sesungguhnya bukan hanya sekedar kemampuan menyuarakan lambang tertulis dengan sebaik-baiknya namun lebih jauh adalah kemampuan memahami dari apa yang tertulis dengan tepat dan cepat”.<br />Dengan menggunakan teknik speed reading para siswa diharapkan dapat lebih efesien dalam menggunakan waktu dalam belajar. Data survey menunjukkan bahwa lima dari empat puluh siswa yang telah mampu menggunakan pola speed reading dapat memahami suatu bacaan dengan sama baiknya dengan siswa yang belum menguasai speed reading. Dengan pola pelatihan yang kontiniu diharapkan para siswa dapat membaca dengan kecepatan hingga 800 kata per menit tanpa menghilangkan makna bacaan.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-53193785854426219152010-01-19T20:54:14.001-08:002010-01-19T20:54:14.001-08:00NAMA : WAHYU LESTARI
NPM : AIA009031
KELAS :B
TUG...NAMA : WAHYU LESTARI<br />NPM : AIA009031<br />KELAS :B <br />TUGAS : MENYIMAK<br /><br />MEMBERDAYAKAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK<br />Minggu,21 juni 2009<br />ARTIKEL<br />Menyimak adalah sebuah tindakan menyengajakan diri untuk mendengar. Mendengar suara burung berkicau menangkap gelombang suara melalui daun telinga. Sedangkan menyimak suara burung berkicau adalah menyengaja mendengar apa yang melintasi daun telinga oleh sebuah kesadaran diri.<br />Menyimak adalah cara mendengar dan menerima perasaan serta memberi tanggapan yang bertujuan menunjukkan bahwa kita sungguh–sungguh telah menangkap pesan serta perasaan yang terkandung di dalammnya. Tindakan dalam menyimak diperlukan sebagai cermin, dengan memantulkan kembali, menamai perasaan, serta mengulangi inti pesan yang diungkapkan anak sehingga ia merasa didengar, dipahami dan didukung.<br />Menyimak bukan hanya “masuk telinga kiri keluar telinga kanan” atau sebaliknya. Menyimak ternyata benar–benar mencoba memahami apa yang dikatakan orang lain. Menyimak adalah sebuah proses serius yang tidak bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan kebiasaan, refleks atau insting.<br />Keterampilan menyimak telah diajarkan sejak dini. Selama sekolah sebagian besar pelajaran disampaikan melalui ucapan verbal. Bagi murid, menyimak adalah satu–satunya alat terbaik untuk menyerap apa yang disampaikan oleh guru. Beberapa metode ujian dilakukan dengan mendikte soal sehingga yang diuji pada murid bukan hanya kemampuan ingatannya, melainkan juga kemampuan menyimak murid tersebut.<br />Hambatan terutama mengapa anak terkadang tidak mampu menyimak dengan baik adalah karena biasanya anak cenderung hanya ingin mendengar apa yang ingin kita dengar. Inilah yang oleh beberapa pakar disebut sebagai saringan persepsi, atau persepsi selektif. Persepsi selektif ini dibentuk oleh nilai, kepribadian, kepentingan, tujuan, kecerdasan. Persepsi selektif ini mendorong seseorang hanya mau mendengarkan apa yang “menguntungkan” atau sesuai dengan keinginannya.<br />Secara umum, masalah – masalah komunikasi yang dilami anak adalah:<br />a. Sulit menyimak<br />b. Sulit mengikuti perintah yang rumit atau kompleks<br />c. Sulit beriteraksi dan bercakap–cakap<br />d. Kurang kosakata saat bercakap<br />e. Sulit memepelajari warna dan pembilangan<br />g. Gagap<br />h. Sulit memahami tata bahasa dan tata kalimat<br />i. Pengucapan yang tak jelas<br />Keuntungan yang diperoleh dari menyimak adalah:<br />a. Membantu anak untuk mengenal, menerima dan mengerti perasaanya sendiri serta menemukan cara mengatasi perasaan dan masalahnya.<br />b. Merangsang mereka untuk berbicara dan mengemukakan masalahnya sehingga kita dapat mengetahui dengan tepat apa yang sebenarnya dirasakan anak. Dengan demikian perasaan negatif tersebut sedikit demi sedikit akan hilang.<br />c. Menumbuhkan rasa hangat dan mengakrabkan hubungan orang tua dan anak. Kita jadi belajar untuk bisa menerima keunikan anakyang sedang kita dengarkan masalahnya.<br />d. Membuat anak merasa dirinya penting dan berharga<br />e. Membuat anak merasa diterima dan dipahami cenderung akan mudah menerima dan memahami orang lain.<br />f. Membuat anak mau mendengarkan orang tuanya sehingga terjalin kerjasama<br />Bagaimanakah menyimak dengan baik?<br />Ketika menyimak seseorang tidak dapat berbicara. Kata pepatahAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-18285549792809510532010-01-19T20:52:42.131-08:002010-01-19T20:52:42.131-08:00nama : wahyu lestari
npm : AIA00931
kelas : B
t...nama : wahyu lestari<br />npm : AIA00931<br />kelas : B<br />tugas : menyimak<br /><br />MEMBERDAYAKAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK<br />Minggu,21 juni 2009<br />ARTIKEL<br />Menyimak adalah sebuah tindakan menyengajakan diri untuk mendengar. Mendengar suara burung berkicau menangkap gelombang suara melalui daun telinga. Sedangkan menyimak suara burung berkicau adalah menyengaja mendengar apa yang melintasi daun telinga oleh sebuah kesadaran diri.<br />Menyimak adalah cara mendengar dan menerima perasaan serta memberi tanggapan yang bertujuan menunjukkan bahwa kita sungguh–sungguh telah menangkap pesan serta perasaan yang terkandung di dalammnya. Tindakan dalam menyimak diperlukan sebagai cermin, dengan memantulkan kembali, menamai perasaan, serta mengulangi inti pesan yang diungkapkan anak sehingga ia merasa didengar, dipahami dan didukung.<br />Menyimak bukan hanya “masuk telinga kiri keluar telinga kanan” atau sebaliknya. Menyimak ternyata benar–benar mencoba memahami apa yang dikatakan orang lain. Menyimak adalah sebuah proses serius yang tidak bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan kebiasaan, refleks atau insting.<br />Keterampilan menyimak telah diajarkan sejak dini. Selama sekolah sebagian besar pelajaran disampaikan melalui ucapan verbal. Bagi murid, menyimak adalah satu–satunya alat terbaik untuk menyerap apa yang disampaikan oleh guru. Beberapa metode ujian dilakukan dengan mendikte soal sehingga yang diuji pada murid bukan hanya kemampuan ingatannya, melainkan juga kemampuan menyimak murid tersebut.<br />Hambatan terutama mengapa anak terkadang tidak mampu menyimak dengan baik adalah karena biasanya anak cenderung hanya ingin mendengar apa yang ingin kita dengar. Inilah yang oleh beberapa pakar disebut sebagai saringan persepsi, atau persepsi selektif. Persepsi selektif ini dibentuk oleh nilai, kepribadian, kepentingan, tujuan, kecerdasan. Persepsi selektif ini mendorong seseorang hanya mau mendengarkan apa yang “menguntungkan” atau sesuai dengan keinginannya.<br />Secara umum, masalah – masalah komunikasi yang dilami anak adalah:<br />a. Sulit menyimak<br />b. Sulit mengikuti perintah yang rumit atau kompleks<br />c. Sulit beriteraksi dan bercakap–cakap<br />d. Kurang kosakata saat bercakap<br />e. Sulit memepelajari warna dan pembilangan<br />g. Gagap<br />h. Sulit memahami tata bahasa dan tata kalimat<br />i. Pengucapan yang tak jelas<br />Keuntungan yang diperoleh dari menyimak adalah:<br />a. Membantu anak untuk mengenal, menerima dan mengerti perasaanya sendiri serta menemukan cara mengatasi perasaan dan masalahnya.<br />b. Merangsang mereka untuk berbicara dan mengemukakan masalahnya sehingga kita dapat mengetahui dengan tepat apa yang sebenarnya dirasakan anak. Dengan demikian perasaan negatif tersebut sedikit demi sedikit akan hilang.<br />c. Menumbuhkan rasa hangat dan mengakrabkan hubungan orang tua dan anak. Kita jadi belajar untuk bisa menerima keunikan anakyang sedang kita dengarkan masalahnya.<br />d. Membuat anak merasa dirinya penting dan berharga<br />e. Membuat anak merasa diterima dan dipahami cenderung akan mudah menerima dan memahami orang lain.<br />f. Membuat anak mau mendengarkan orang tuanya sehingga terjalin kerjasama<br />Bagaimanakah menyimak dengan baik?<br />Ketika menyimak seseorang tidak dapat berbicara. Kata pepatahAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-49312805254106878532010-01-19T20:45:18.623-08:002010-01-19T20:45:18.623-08:00nama : santi rahayu
npm :AIA009075
kelas : B
t...nama : santi rahayu<br />npm :AIA009075 <br />kelas : B<br />tugas : membaca<br /><br />MEMBACA DENGAN METODE SPEED READING<br /><br />A. Pengertian Speed Reading<br />Soedarso, Speed Reading (Gramedia, cet. 11,2004) mengatakan “metode speed reading merupakan semacam latihan untuk mengelola secara cepat proses penerimaan informasi”. Seseorang akan dituntut untuk membedakan informasi yang diperlukan atau tidak. Informasi itu kemudian disimpan dalam otak.<br />Speed reading juga merupakan keterampilan yang harus dipelajari agar mampu membaca lebih cepat sekaligus memahami semua yang terkandung di dalam bacaan yang bersangkutan. Tidak ada orang yang dapat membaca cepat karena bakat. Maka itu harus dipahami bahwa membaca cepat bukanlah melulu cepat memecah kode dan segera menyelesaikan sebuah buku. Membaca cepat adalah bagaimana kita dapat membaca dengan pemahaman yang lebih baik dalam waktu lebih cepat serta mengingatnya dengan baik pula. Bersamaan dengan hal tersebut di atas Supriyadi (1995:127) menyatakan “keterampilan membaca yang sesungguhnya bukan hanya sekedar kemampuan menyuarakan lambang tertulis dengan sebaik-baiknya namun lebih jauh adalah kemampuan memahami dari apa yang tertulis dengan tepat dan cepat”.<br />Dengan menggunakan teknik speed reading para siswa diharapkan dapat lebih efesien dalam menggunakan waktu dalam belajar. Data survey menunjukkan bahwa lima dari empat puluh siswa yang telah mampu menggunakan pola speed reading dapat memahami suatu bacaan dengan sama baiknya dengan siswa yang belum menguasai speed reading. Dengan pola pelatihan yang kontiniu diharapkan para siswa dapat membaca dengan kecepatan hingga 800 kata per menit tanpa menghilangkan makna bacaan.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-56971307612405919932009-11-30T21:07:27.002-08:002009-11-30T21:07:27.002-08:00Nama : Deden sumantri
Npm : A1A009003
Judul artik...Nama : Deden sumantri<br />Npm : A1A009003<br /><br />Judul artikel : artikel pendidikan<br />Jumlah halaman : 7 halaman<br />Volume : 9<br />Penulis : raden adelina fauizie<br /><br />Ide pokok :<br /><br />Paragaraf 1.<br />Terpenuhinya anggaran pendidikan 20%<br />Paragaraf 2.<br />Anggaran harus digunakan secara optimal<br />Paragaraf 3.<br />Pemerintah diharapkan membantu memanfaatkan anggaran<br />Paragaraf 4.<br />Langkah nyata pemerintah belum menunjukan kesiapan<br />Paragaraf 5.<br />Pemerintah kesulitan mengelola anggaran 20%.<br />Paragaraf 6.<br />Pemerintah diharapkan mengambil langkah yang lebih jelas untuk alokasi anggaran.<br />Paragaraf 7.<br />Pendidikan adalah hal terpenting dari banyak aspek.<br />Paragaraf 8.<br />Anggaranmenjadi sia-sia jika persiapan tidak dilakukan<br />Paragaraf 9.<br />Pemerintah bekerja secara terbuka dalam mengelola anggaran.<br />Paragaraf 10.<br />Pemerintah perlu tegas dalam mengembangkan sarana pedidikan.<br />Paragaraf 11.<br />Pentingnhya pandidikan dasar yang diemban angkatan muda.<br />Paragaraf 12.<br />Penyamarataan kurikulum.<br />Paragaraf 13.<br />Perubahan yang diharaokan harus diupayakan.<br />Paragaraf 14.<br />Pengembangan sarana pendidikan menjadi prioritas utama.<br />Paragaraf 15.<br />Masalah pendidika menjadi paling penting dalam sebuah proses pembangunan bangsa.<br />Paragaraf 16.<br />Munculnya UU BHP membuat konflik semakin rumit.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-25535180619575071612009-11-30T21:03:16.293-08:002009-11-30T21:03:16.293-08:00Nama :Feby Jhansen't
Nmp :A1A009059
Dosen...Nama :Feby Jhansen't<br />Nmp :A1A009059<br />Dosen :Arono<br />Tanggal Pembuatan :1-12-2009<br /><br />Nama Jurnal :pendidikan nasional<br />Volume :edisi 2009<br />Judul Artikel :Pendidikan gratis,salah satu pilar pembanngunan dikota bengkulu<br />jumlah Halaman :3 lembar<br /><br />PARAGRAF 1<br />Tiga pilar pembangunan di BENGKULU<br />PARAGRAF 2<br />terbuainya masyrakat akan pendidikan gratis<br />PARAGRAF 3<br />permasalahan yang ditimbulkan<br />PARAGRAF 4<br />program pendidikan yang lebih rasional<br />PARAGRAF 5<br />penggunaan dana bos dengan tepat<br />PARAGRAF 6<br />pilar ekonomi kerakyatan<br />PARAGRAF 7<br />pendidikan memerlukan partisipasi masyrakat<br />PARAGRAF 8<br />pendidikan gratis bagi warga miskin<br />PARAGRAF 9<br />catatan bagi sekolah dalam pembelajarannya<br />PARAGRAF 10<br />evaluasi akan dana bos<br />PARAGRAF 11<br />evaluasi tentang warga miskin<br />PARAGRAF 12<br />transparansi dalam pendanaan sekolah<br />PARAGRAF 13<br />pemdidikan yang berkulitas berasal dari hati bukan materiAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-15586234143125288922009-11-30T20:27:19.413-08:002009-11-30T20:27:19.413-08:00NAMA : watam agus setyawan
NPM : A1A009081
DOSEN P...NAMA : watam agus setyawan<br />NPM : A1A009081<br />DOSEN PEMBIMBING : Arono,M.Pd.<br />TANGGAL :1 desember 2009<br /><br />NAMA JURNAL : pendidikan dan masa depan<br />nama & E-mail (penulis): Nurkholis(dosen akademi pariwisatanusantara jaya, jakarta)<br />VOLUME: 11 oktober 2006<br />JUDUL ARTIKEL: pendidkan sebagai investasi jangka panjang<br />JUMLAH HALAMAN : 4 halaman <br /><br />paragaraf 1.<br />SDM Indonesia masih sangat lemah untuk mendukung perkembanganindustri dan ekonomi. <br />paragaraf 2.<br />pendidikan sebagai investasi jangka panjang<br />paragaraf 3.<br />pendidikan sebagai alat untuk perkembangan bukan sekedar petumbuhan<br />paragaraf 4.<br />tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat pendapatan dimasa depan<br />paragaraf 5.<br />pendidikan sebagai investasi SDM<br />paragaraf 6.<br />investasi pendidikan memberi yang lebih dibanding pada investasi fisil lainnya<br />paragaraf 7.<br />pilihan investasi pendidikan juga harus mempertimbangkan tingkat pendidikan.<br />paragaraf 8.<br />pentingnya alokasi pendidikan.<br />paragaraf 9.<br />pendidikan dasar bukan pendidikan yang canggih.<br />paragaraf 10.<br />macam-macam fungsi pendidikan<br />paragaraf 11.<br />fungsi politik<br />paragaraf 12.<br />fungsi sosial budaya.<br />paragaraf 13.<br />fungsi pemelihara pendidikan.<br />paragaraf 14.<br />pendidikan mengangkat status dimasyarakat.<br />paragaraf 15.<br />pendidikan mendongkrak pertumbuhan ekonomi.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-47052903473627458682009-11-30T19:19:30.786-08:002009-11-30T19:19:30.786-08:00NAMA:SANTI RAHAYU
NPM:A1A009075
DOSEN:ARONO
TANGGA...NAMA:SANTI RAHAYU<br />NPM:A1A009075<br />DOSEN:ARONO<br />TANGGAL PEMBUATAN:11209<br /><br />NAMA JURNAL:PENDIDIKAN NASIONAL<br />NAMA& E-MAIL (PENULIS):MUHAMMAD KHAIRUL IDAMAN<br />SAYA MAHASISWA UMM<br />VOLUME:EDISI 27 JUNI 2004<br />JUDUL ARTIKEL:BUAT APA SEKOLAH?<br /><br />PARAGRAF 1<br />OPINI ORANG TUA TENTANG PENDIDIKAN<br /><br />PARAGRAF 2<br />MASYARAKAT MENILAI KEBERHASILAN SEKOLAH DARI PEKERJAAN<br /><br />PARAGRAF 3<br />MENGAPA DUNIA PENDIDIKAN BELUM MEMBERIKAN PENCERAHAN DI TINGKAT MASYARAKAT<br /><br />PARAGRAF 4<br />PENDIDIKAN MERUPAKAN UPAYA MEMANUSIAKAN MANUSIA<br /><br />PARAGRAF 5<br />MASYARAKAT MEMANDANG DUNIA PENDIDIKAN SEBAGAI INSTITUSI PENYALUR PNS<br /><br />PARAGRAF 6<br />MERENUNGI DARI BERBAGAI OPINI<br /><br />PARAGRAF 7<br />MENGEMBALIKAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT AKAN PENDIDIKANAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-24443419889454199042009-11-29T18:27:38.996-08:002009-11-29T18:27:38.996-08:00Nama : Deni Tridona
NPM : A1A009051
Nama Jurnal ...Nama : Deni Tridona<br />NPM : A1A009051<br /><br />Nama Jurnal :Pendidikan Nasional<br />Nama & E-mail (Penulis): Amirul Mukminin ,Dosen di UPT - Kebahasaan UNJA/ASM Jambi, Manager LPK Bahasa Inggris-MEC<br />Judul Artikel : Pendidikan nasional yang bermoral<br />Tanggal : 23 January 2003<br /><br />Ide Pokok<br />Paragraf 1:<br />Generasi muda saat ini yang mudah emosi lebih mengutamakan otot daripada akal pikiran.<br /><br />Paragraf 2 :<br />Tindakan kriminal banyak dilakukan oleh kalangan terpelajar.<br /><br />Paragraf 3 :<br />Tindakan KKN banyak dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai latar belakang pendidikan tinggi.<br /><br />Paragraf 4 :<br />Hal-hal yang memungkinkan terjadinya generasi penerus yang bermoral.<br /><br />Paragraf 5 :<br />Melalui pendidikan nasional yang bermoral <br /><br />Paragraf 6 :<br />Seharusnya pendidikan nasional mampu menciptakan pribadi generasi penerus yang bermoral serta berbudi pekerti luhur yang lebih mementingkan kepentingan bangsa.<br /><br />Paragraf 7 :<br />Dalam dunia pendidikan sering terjadi penyimpangan yang sangat parah.<br /><br />Paragraf 8 :<br />Perilaku para orang tua (khususnya kalangan berduit) secara tidak langsung mengajari anak-anak mereka bagaimana melakukan kecurangan dan penipuan.<br /><br />Paragraf 9 :<br />Proses pendidikan harus bisa membawa peserta didik kearah kedewasaan, kemandirian dan bertanggung jawab, sehingga bisa membangun bangsa.<br /><br />Paragraf 10 :<br />Proses transformasi ilmu pengetahuan harus dilakukan dengan gaya dan cara yang bermoral.<br /><br />Paragraf 11 :<br />Perubahan dalam pendidikan nasional jangan hanya terpaku pada perubahan kurikulum, peningkatan anggaran pendidikan, perbaikan fasilitas.<br /><br />Paragraf 12 :<br />Anggaran pendidikan yang tinggi belum tentu dapat mengubah kondisi pendidikan.<br /><br />Paragraf 13 :<br />Peserta didik harus berlaku adil dan menghilangkan perbedaan.<br /><br />Paragraf 14 :<br />Gambaran pendidikan nasional.<br /><br />Paragraf 15 :<br />Buatlah perbedaan yang bisa menumbuhkan peserta didik yang mandiri, bermoral dan bertanggungjawab.<br /><br />Paragraf 16 :<br />Pejabat harus segera berbenah diri dan mengubah perilaku.<br /><br />Paragraf 17 :<br />Para pejabat harus membuktikan bahwa mereka adalah hasil dari sistim pendidikan nasional selama ini. <br /><br />Paragraf 18 :<br />Semua yang terlibat dalam dunia pendidikan Indonesia harus mampu memberikan suri tauladan yang bisa jadi panutan generasi muda.<br /><br />Paragraf 19 :<br />Mulai sekarang, semua pejabat harus segera menghentikan segala bentuk tindakan mereka yang hanya mengejar kepentingan pribadi dengan mengorbankan kepentingan negara.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-85749681305077955702009-11-29T18:27:38.997-08:002009-11-29T18:27:38.997-08:00Nama : Deni Tridona
NPM : A1A009051
Nama Jurnal ...Nama : Deni Tridona<br />NPM : A1A009051<br /><br />Nama Jurnal :Pendidikan Nasional<br />Nama & E-mail (Penulis): Amirul Mukminin ,Dosen di UPT - Kebahasaan UNJA/ASM Jambi, Manager LPK Bahasa Inggris-MEC<br />Judul Artikel : Pendidikan nasional yang bermoral<br />Tanggal : 23 January 2003<br /><br />Ide Pokok<br />Paragraf 1:<br />Generasi muda saat ini yang mudah emosi lebih mengutamakan otot daripada akal pikiran.<br /><br />Paragraf 2 :<br />Tindakan kriminal banyak dilakukan oleh kalangan terpelajar.<br /><br />Paragraf 3 :<br />Tindakan KKN banyak dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai latar belakang pendidikan tinggi.<br /><br />Paragraf 4 :<br />Hal-hal yang memungkinkan terjadinya generasi penerus yang bermoral.<br /><br />Paragraf 5 :<br />Melalui pendidikan nasional yang bermoral <br /><br />Paragraf 6 :<br />Seharusnya pendidikan nasional mampu menciptakan pribadi generasi penerus yang bermoral serta berbudi pekerti luhur yang lebih mementingkan kepentingan bangsa.<br /><br />Paragraf 7 :<br />Dalam dunia pendidikan sering terjadi penyimpangan yang sangat parah.<br /><br />Paragraf 8 :<br />Perilaku para orang tua (khususnya kalangan berduit) secara tidak langsung mengajari anak-anak mereka bagaimana melakukan kecurangan dan penipuan.<br /><br />Paragraf 9 :<br />Proses pendidikan harus bisa membawa peserta didik kearah kedewasaan, kemandirian dan bertanggung jawab, sehingga bisa membangun bangsa.<br /><br />Paragraf 10 :<br />Proses transformasi ilmu pengetahuan harus dilakukan dengan gaya dan cara yang bermoral.<br /><br />Paragraf 11 :<br />Perubahan dalam pendidikan nasional jangan hanya terpaku pada perubahan kurikulum, peningkatan anggaran pendidikan, perbaikan fasilitas.<br /><br />Paragraf 12 :<br />Anggaran pendidikan yang tinggi belum tentu dapat mengubah kondisi pendidikan.<br /><br />Paragraf 13 :<br />Peserta didik harus berlaku adil dan menghilangkan perbedaan.<br /><br />Paragraf 14 :<br />Gambaran pendidikan nasional.<br /><br />Paragraf 15 :<br />Buatlah perbedaan yang bisa menumbuhkan peserta didik yang mandiri, bermoral dan bertanggungjawab.<br /><br />Paragraf 16 :<br />Pejabat harus segera berbenah diri dan mengubah perilaku.<br /><br />Paragraf 17 :<br />Para pejabat harus membuktikan bahwa mereka adalah hasil dari sistim pendidikan nasional selama ini. <br /><br />Paragraf 18 :<br />Semua yang terlibat dalam dunia pendidikan Indonesia harus mampu memberikan suri tauladan yang bisa jadi panutan generasi muda.<br /><br />Paragraf 19 :<br />Mulai sekarang, semua pejabat harus segera menghentikan segala bentuk tindakan mereka yang hanya mengejar kepentingan pribadi dengan mengorbankan kepentingan negara.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-20034414438785908482009-11-29T17:52:02.995-08:002009-11-29T17:52:02.995-08:00Nama : Lia Ika Shavitri
NPM : A1A009069
Nama Jur...Nama : Lia Ika Shavitri<br />NPM : A1A009069<br /><br />Nama Jurnal : Investasi Pendidikan<br />Nama & E-mail (Penulis): Drs. Nurkolis, MM<br />Judul Artikel : Pendidikan sebagai Investasi Jangka Panjang<br /><br />Ide Pokok<br />Paragraf 1 : Pemerintah tidak pernah menempatkan pendidikan sebagai prioritas terpenting.<br /><br />Paragraf 2 : Pentingnya pendidikan sebagai investasi jangka panjang.<br /><br />Paragraf 3 :<br />Alasan untuk memprioritaskan pendidikan sebagai investasi jangka panjang yang pertama yaitu, pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekedar pertumbuhan ekonomi.<br /><br />Paragraf 4 :<br />Secara umum terbukti bahwa semakin berpendidikan seseorang maka tingkat pendapatannya semakin baik.<br /><br />Paragraf 5 :<br />Para penganut teori human capital berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai investasi sumber daya manusia yang memberi manfaat moneter ataupun non-moneter.<br /><br />Paragraf 6 :<br />Sumber daya manusia yang berpendidikan akan menjadi modal utama pembangunan nasional, terutama untuk perkembangan ekonomi.<br /><br />Paragraf 7 :<br />Alasan untuk memprioritaskan pendidikan sebagai investasi jangka panjang yang kedua yaitu investasi pendidikan memberikan nilai balik (rate of return) yang lebih tinggi dari pada investasi fisik di bidang lain.<br /><br />Paragraf 8 :<br />Pilihan investasi pendidikan juga harus mempertimbangkan tingkatan pendidikan.<br /><br />Paragraf 9 :<br />Model pembiayaan pendidikan yang ditawarkan ini sesuai dengan kritetia equity dalam pembiayaan pendidikan seperti yang digariskan Unesco.<br /><br />Paragraf 10 :<br />Profesor Kinosita menyarankan bahwa yang diperlukan di Indonesia adalah pendidikan dasar dan bukan pendidikan yang canggih.<br /><br />Paragraf 11 :<br />Alasan untuk memprioritaskan pendidikan sebagai investasi jangka panjang yang ketiga yaitu investasi dalam bidang pendidikan memiliki banyak fungsi selain fungsi teknis-ekonomis yaitu fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi kependidikan.<br /><br />Paragraf 12 :<br />Fungsi politis merujuk pada sumbangan pendidikan terhadap perkembangan politik pada tingkatan sosial yang berbeda.<br /><br />Paragraf 13 :<br />Fungsi budaya merujuk pada sumbangan pendidikan pada peralihan dan perkembangan budaya pada tingkatan sosial yang berbeda.<br /><br />Paragraf 14 :<br />Fungsi kependidikan merujuk pada sumbangan pendidikan terhadap perkembangan dan pemeliharaan pendidikan pada tingkat sosial yang berbeda.<br /><br />Paragraf 15 :<br />Orang yang berpendidikan diharapkan tidak memiliki kecenderungan orientasi materi/uang apalagi untuk memperkaya diri sendiri.<br /><br />Paragraf 16 :<br />Kesimpulan<br />Jelaslah bahwa investasi dalam bidang pendidikan tidak semata-mata untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi tetapi lebih luas lagi yaitu perkembangan ekonomi.<br /><br />Paragraf 17 :<br />Perkembangan ekonomi akan tercapai apabila sumber daya manusianya memiliki etika, moral, rasa tanggung jawab, rasa keadilan, jujur, serta menyadari hak dan kewajiban yang kesemuanya itu merupakan indikator hasil pendidikan yang baik.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-28927445397565050002009-11-29T10:07:19.548-08:002009-11-29T10:07:19.548-08:00nama :Agus Budianto
Npm :A1A0...nama :Agus Budianto<br />Npm :A1A009041<br />Dosen :Arono<br />Tgl pembuatan :29 November 2009<br /><br /><br />Nama jurnal :pendidikan<br />jumlah halaman :2 halaman<br /><br /><br /> ide pokok<br />Paragraf 1:<br />Pengertian pendidikan<br />Paragraf 2:<br />Ki Hajar Dewantara mengartikan pddkn sbg upaya untik memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak<br />Paragraf 3:<br />dalam pddkn terdapat dua hal penting, yaitu aspek kognitif(berpikir) dan aspek afektif(merasa)<br />Paragraf 4:<br />pddkn di indonesia sangat tidak memperhatikan aspek afektif<br />Paragraf 5:<br />penyempitan makna dari pddkn itu sendiriAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-60193604539957932882009-11-26T05:49:40.913-08:002009-11-26T05:49:40.913-08:00NAMA :Wahyu Lestari
NPM : A1A009031
DOSEN : Arono,...NAMA :Wahyu Lestari<br />NPM : A1A009031<br />DOSEN : Arono, M.Pd.<br />TANGGAL :26 Nov 2009<br /><br />NAMA JURNAL : Pentingnya Pendidikan<br />VOLUME : 4 Agustus 2005<br />JUDUL ARTIKEL : gagal UN karena Bahasa Indonesia<br />topik : lemahnya perhatian terhadap Bahasa Indonesia<br /><br />1. hasil ujian Nasional tahun pelajaran 2004/2005<br />2. nilai- nilai perolehan hasil UN<br />3. bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional<br />4. motivasi anak untuk mempelajari bahasa indonesia<br />5. pengajaran bahasa Indonesia di sekolah sebagai salah satu media utama dalam menanamkan pengetahuan bahasa Indonesia<br />6. pengajaran bahasa Indonesia adalah tanggung jawab guru bahasa Indonesia sepenuhnya. <br />7. media massa sebagai sarana pemberi informasi<br />8. mempelajari bahasa asing menjadi tuntutan perkembangan zaman<br />9. sekolah sebagai media utama pembelajaran bahasa<br />10. kesalahan-kesalahan penggunaan bahasa Indonesia akan berpengaruh besar terhadap penggunaannyaAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-34055965230056436742009-11-26T05:37:52.480-08:002009-11-26T05:37:52.480-08:00NAMA :Lisnia Wati Efendi
NPM : A1A009015
DOSEN PEM...NAMA :Lisnia Wati Efendi<br />NPM : A1A009015<br />DOSEN PEMBIMBING : Arono,M.Pd.<br />TANGGAL :26 november 2009<br /><br />NAMA JURNAL : bahasa indonesia dan globalisasi<br />nama & E-mail (penulis): Drs. Masnur Muslich, M.Si.<br />VOLUME: 11 oktober 2006<br />JUDUL ARTIKEL: kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.<br />JUMLAH HALAMAN : 4 halaman <br /><br />paragraf 1<br />bahasa indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi.<br />paragraf 2<br />bahasa indonesia mempersatuakan bangsa Indonesia yang terdiri atas ratusan suku vangsa atau etnik.<br />paragraf 3<br />bahasa Indonesia dapat menyerasikan hidup sebagai bangsa yang bersatu tanpa meninggalkan identitas kesukuan.<br />paragraf 4<br />latar belakang budaya dan bangsa yang berbeda-beda berpotensi untuk menghambat perhubungan antardaerah antarbudaya.<br />paragraf 5 <br />bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan.<br />paragraf 6 <br />bahasa Indonesia merupakan alat pengungkapan perasaan.<br />paragraf 7 <br />bahasa Indonesia dipakai dalam kegiatan kenegaraan. baik lisan maupun tulis.<br />paragraf 8<br />bahas Indonesia juga sebagai alat penghubung formal pemerintahan dan kegiatan formal lainnya.<br />paragraf 9<br />bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu.<br />paragraf 10<br />bahas indonesia berfungsi sebagai bahasa pengantar lembaga-lembaga pendidikan.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-21935307152375255822009-11-26T01:30:10.880-08:002009-11-26T01:30:10.880-08:00NAMA: GUNTARI RAHMA WANTI
NPM: A1A009009
DOSEN: AR...NAMA: GUNTARI RAHMA WANTI<br />NPM: A1A009009<br />DOSEN: ARONO<br />KELAS: B<br />SEMESTER: 1(SATU) <br />NAMAJURNAL: JURNAL ILMU PENDIDIKAN<br />VOLUME: JILID 7 NO.1<br />JUDUL ARTIKEL: IKLIM ORGANISASI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN<br />PENULIS: HUSAINI USMAN<br />JUMLAH HALAMAN ARTIKEL: 7 HALAMAN<br />IDE POKOK: <br />PARAGRAF:<br />1. HARAPAN PARA PENDIDIK MENGENAI IKLIM ORGANISASI<br />2. NILAI AKREDITASI DAN PERMASALAHANNYA<br />3. PENGERTIAN KLIM ORGANISASI TERDAHULU<br />4. DESAIN PENELITIAN SEMANTARA, INFORMAN BOLA SALJU INSTRUMEN<br />5. UPAYA PENINGKATAN KREDIBILITAS HASIL PENELITIAN <br />6. TRANFERABILITAS HASIL PENELITIAN<br />7. BERDASARKAN KATAGORISASI HUBUNGAN ANTARTEMA, ANTAR HIPOTESIS, KONSEP, DEFINISI,DIMENSI IKLIM ORGANISASI<br />8. KONSEP DIMENSI IKLIM ORGANISASI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FPTK IKIP YOGYAKARTA<br />9. TEMUAN DEFINISI IKLIM ORGANISASI<br />10. HASIL PENELITIAN GUION, HOY DAN TARTYER, JAMES DAN JONES, HOY DKK, KEEFE DKK<br />11. DIMENSI IKLIM ORGANISASI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN<br />12. KONSEP DIMENSI<br />13. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN TEMUAN DIMENSIAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3230371819170530082.post-61561398989858196642009-11-25T21:47:01.437-08:002009-11-25T21:47:01.437-08:00Nama : Anggilia jani Crista
Npm : A1A009043...Nama : Anggilia jani Crista<br />Npm : A1A009043<br />Tanggal : 25 November 2009<br />Dosen : Arono, M.Pd<br /><br />Identitas Jurnal :<br />Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Dasar <br />Penerbit : Proyek Pendidik Guru SD Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi<br />Departemen Pendidikan dan kebudayaan <br />Jakarta <br />Volume : Edisi Khusus Penelitian Tindakan Kelas<br />Judul Artikel : Usaha Guru Menciptakan Iklim Kelas yang Serasi Bagi terwujudnya Kegiatan Belajar mengajar Yang Optimal Melalui Pelibatan Murid Dalam Pengaturan Fisik Kelas Dan penanganan Gangguan Disiplin Kelas.<br />Pengarang : Aunurrahman<br /><br />Ide pokok setiap paragraf :<br /><br />Paragraf 1 : Faktor dan unsur kegiatan belajar mengajar.<br />Paragraf 2 : Perbedaan-perbedaan individu dan suasana kelas yang sesunggguhnya sangat mempengaruhi proses belajar mengajar. <br />Paragraf 3 : Iklim kelas yang kondusif.<br />Paragraf 4 : Perlu melakukan penelitian dan perbaikan yang lebih spesifik terhadap usaha-usaha guru dalam menciptakan iklim kelas yang kondusif bagi terciptanya proses belajar mengajar yang optimal.<br />Paragraf 5 : Tujuan penelitian.<br />Paragraf 6 : Usaha-usaha proses belajar yang akan memberikan kegunaan.<br />Paragraf 7 : Penelitian ini dilakukan dengan mengggunakan ranangan penelitian tindakan kelas.<br />Paragraf 8 : Variable dalam penelitian.<br />Paragraf 9 : Variable yang berkenaan dengan iklim kelas.<br />Paragraf 10 : Cara memperoleh data.<br />Paragraf 11 : Penggumpulan data dalam penelitian.<br />Paragraf 12 : Analisis data.<br />Paragraf 13 : Cara penafsiran dan penyimpulan.<br />Paragraf 14 : Pelaksanaan penelitian siklus 1.<br />Paragraf 15 : Tindakan pada siklus 1 dapat disimpulkan.<br />Paragraf 16 : Aspek keterlibatan murid dalam rendahnya kegiatan belajar mengajar.<br />Paragraf 17 : Wawancara dengan murid-murid.<br />Paragraf 18 : Kesimpulan siklus 1.<br />Paragraf 19 : Langakh-langkah yang dikembangkan.<br />Paragraf 20 : Prosedur dan langkah-langkah yang memberikan hasil cukup baik.<br />Paragraf 21 : Iklim kelas yang utuh dan serasi dalam kegiatan pembelajaran perlu dijadikan bagian penting dalam suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang utuh.<br />Paragraf 22 : Dampak psikologis yang cukup besar dalam rangka menumbuhkan keikutsertaan mereka dalam memelihara keserasian kelas.<br />Paragraf 23 : Usaha menumbuhkankeberanian dan percaya diri murud agar aktif bertanya dan mengemukakan pendapat dalam kegiatan belajar.<br />Paragraf 24 : Upaya mencitakan suasana tenag dan keterlibatan murid.<br />Paragraf 25 : Pengkajian aspek-aspek makro.Anonymousnoreply@blogger.com