PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA

ILMU ILMIAH ALAMIAH

Minggu, 29 Maret 2009

Pengajaran Bahasa dan Sastra

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA DAN LAGU MELALUI PEMANFAATAN INTERNET DAN MULTIMEDIA*
Oleh Arono**
FKIP Unib


Abstract: Instrukstion media can improve quality and the result of student learning. The gool of this research was to develop news and song listening instruction through development research method by using design, implementation, profit strategy, and evaluation system. The result of this research showed that news and song listening instruction media can increase motivation, creativities, and listening understanding. It can improve learning learning quality and can develop skill ini technology field. This activity was done through development of instruction media in software powerpoint 2003 systematically. In this sofwere, it can be developed instruction media such as texts, picture, souds, and vidio; make interesting performance; make hyperlink.

Key words: listening instuction media, multimedia and internet benefit

Selama ini, mata kuliah Media Pembelajaran Bahasa Indonesia masih disampaikan secara tradisional, artinya lebih banyak kegiatan mengkaji teori penggunaan media belum pada praktik atau pemanfaatan media tersebut. Beberapa kegiatan memang sudah menerapkan praktik penggunaan media, tetapi masih dominan penggunaan sederhana, seperti kertas karton, sedangkan penggunaan teknologi masih sangat terbatas. Hal tersebut dikarenakan intensitas penggunaan pada pemanfaatan media masih kurang dan sofware media pembelajaran yang menjadi model pembelajaran belum ada. Beberapa kegiatan pembelajaran pernah penulis lakukan dengan pembuatan media kaset untuk pembelajaran menyimak, tetapi kondisi ini belum dapat menunjang keterampilan mahasiswa dalam memenfaatkan media teknologi.
Untuk mendukung hal tersebut, Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Unib telah memiliki Labor Bahasa Multimedia yang bisa dimanfaatkan sebagai pengembangan media pembelajaran. Selain itu, internet yang tersedia bagi mahasiswa yang bisa diakses kapan saja untuk pemanfaatan media pembelajaran P2AP Unib. Kombinasi pemanfaatan media tersebut dapat menciptakan sebuah produk media pembelajaran menyimak yang mutakhir. Kegiatan ini sudah penulis lakukan pada semester yang lalu, tetapi hanya sebatas pengaksesan sebagai sumber media internet dan multimedia yang bisa dikembangkan dalam pembelajaran, tetapi belum pada produk media yang diinginkan.


*Artikel ditulis berdasarkan hasil penelitian tahun 2008
**Dosen pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Unib

Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang pendidikan saat ini kurang mendapat respon dari siswa atau mahasiswa. Salah satu faktor yang menyebabkan hal itu adalah pemanfaatan media yang belum maksimal sehingga menimbulkan kebosanan pada peserta didik. Selain itu, pembelajaran menyimak belum dilaksanakan sebagaimana mestinya. Artinya, kompetensi pembelajaran agar siswa mampu menyimak, tetapi masih dilaksanakan pada keterampilan membaca sehingga kegiatan yang betul-betul menyimak jarang dilakukan. Oleh karena itu software ini akan menjadikan media pembelajaran yang menarik pada setiap jenjang pendidikan baik mahasiswa maupun siswa SMP/SMA.
Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa yang pernah mengikuti perkuliah Media Pembelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan bahwa hampir 85% mahasiswa kurang puas dengan pembelajaran yang dilakukan pada mata kuliah karena praktik pemanfaatan media masih kurang. Pembelajaran menyimak lebih dominan pada teoretis, sedangkan pada kegiatan praktik menyimak masih kurang dilakukan. Padahal kalau hal itu diterapkan dengan baik maka akan membantu mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan penggunaan media. Penggunaan media terbukti hasil praktik powerpoint yang dilakukan penulis pada Semester I Tahaun Akademik 2008/2009 dari 34 mahasiswa hanya lima orang yang mendapatkan nilai A, sepuluh orang mendapatkan nilai B, dua puluh satu orang nilai C, dan delapan orang nilai D. Rendahnya kemampuan Menyimak ini merupakan indikator bagi mahasiswa terhadap kemampuan meyimak dengan media powerpont melalui komputer.
Akan tetapi, berbeda pada kenyataannya bahwa nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa 80% berhasil baik. Penilaian tersebut memang ironis karena secara praktik memang kurang tetapi secara teoretis sudah cukup baik keberhasilan mata kuliah Media Pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi keterampilan dalam pengembangan media pembelajaran yang terstruktur begitu juga dalam keterampilan menyimak masih sangat minim atau belum adanya keseimbangan teoretis dengan praktiknya. Padahal, pemanfaatan media dapat mendukung pembelajaran yang tdak dibatasi oleh waktu, memberi beragam cara penyampaian informasi, memilih peluang kepada pengguna memilih kecepatan belajar, materi belajar, gaya penyampaian materi serta saran pemberi balikan segera dan penyimpanan nilai. Selain itu, multimedia dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran individual, klasikal, belajar bersama, penilaian terpadu, strategi belajar aktif, simulasi realistik, dan akses cepat yang tersimpan dalam CD-ROM.
Kemampuan menyimak manusia sangat terbatas. Manusia yang sudah terlatih baik dan sering melaksanakan tugas-tugas menyimak, disertai kondisi fisik dan mental yang prima, hanya dapat menangkap isi simakan maksimal 50% (Tarigan, 1990:26) Padahal diharapkan mahasiswa sebagai calon guru memiliki bekal dalam meyerap ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, di samping kemampuan berbicara, membaca, dan menulis, kemampuan menyimak pun sangat penting dimiliki dalam upaya mereka menyerap informasi (Chamadiah dkk., 1987:5). Sejalan dengan itu, kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia menyebutkan salah satu tujuan pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek meyimak adalah siswa mampu memahami, mendalami, menghayati, dan meyerap informasi dari kegiatan menyimak (Depdiknas, 20006:2). Hal itu akan menjadi sia-sia jika mahasiswa sebagai calon guru tidak membekali dan mengalami bagaimana upaya meningkatkan kemampuan menyimak itu sendiri pada diri mahasiswa tersebut begitu juga dengan siswa.
Dalam kaitan dengan kemampuan menyimak ini, Chamdiah dkk. (1987:3) menyatakan bahwa siswa harus mampu mengingat fakta-fakta sederhana, mampu menghubungkan serangkaian fakta dari pesan yang didengarnya, dan menafsirkan makna yang terkandung dalam pesan lisan yang didiengarnya. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Tarigan (1990:58) menyimak bukan hanya sebatas mendengar (hearing) saja, tetapi memerlukan kegiatan lainnya yakni memahami (understanding) isi pembicaraan yang disampaikan oleh si pembicara. Lebih jauh lagi diharapkan dalam menafsirkan (interpreting) butir-butir pendapat yang disimaknya baik tersurat maupun yang tersirat. Kegiatan selanjutnya dalam proses menyimak adalah kegiatan mengevaluasi (evaluating). Pada kegiatan ini si penyimak menilai gagasan baik dari segi keunggulan maupun dari segi kelemahannya. Kegiatan akhir yakni menanggapi (responding). Pada tahap akhir ini penyimak mnyembut, mencamkan, menyerap, serta menerima gagasan yang dikemukakan oleh si pembicara.
Pada sisi lain, kemampuan menyimak barulah dapat dikuasai setelah yang bersangkutan mengalamai latihan-latihan menyimak yang terarah, berencana, dan berkesinambungan. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan menyimak mahasiswa tersebut ialah melalui proses pembelajaran menyimak. Akan tetapi, menurut Kencono (dikutip Chamadiah dkk. 1987:3) pembelajaran menyimak di perguruan tinggi ataupun di sekolah sering “dianaktirikan” atau sedikit sekali mendapat perhatian. Padahal, kemampuan meyimak sangat penting sebagai dasar penguasaan suatu bahasa.
Berdasarkan fakta tersebut, wajar saja bahwa kemampuan menyimak mahasiswa tahun 2008 masih kurang dengan nilai rata-rata 6,2. Hal senada berdasarkan penelitian terhadap kemampuan menyimak mahasiswa di DKI Jakarta oleh Chamadiah dkk. (1987) juga masih kurang yaitu nilai rata-rata 5,8. Dilihat berdasarkan penelitian siswa yang pernah dilakukan tampaknya tidak terlalu jauh nilai rata-rata kemampuannya. Seperti yang dialakan Nurhayati (2001) terhadap siswa SLTPN 1 Inderalaya dalam tes awalnya nilai rata-rata hanya 5,4. Begitu juga dengan Syafrin (1995), Milyan (1997), Hartati (1999), dan Nengsi (2001) dengan nilai rata-rata kemampuan menyimak siswa cukup sehingga diperlukan pengembangan media agar pembejaran menyimak dan kemampuan menyimak mahasiswa/siswa semakin baik.
Bedasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan masalah pengembangan media pembelajaran menyimak berita dan lagu melalui pemanfaatkan internet dan multimedia bagi mahsiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Unib? Pengembangan media pembelajaran ini adalah suatu upaya pembuatan/penciptaan sofware media menyimak berita dan lagu oleh mahasiswa dengan multimedia dengan pemanfaatan powerpoint dan pengaksesan berita dan lagu di internet yang terbaru.
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan pengembangan media pembelajaran ini adalah untuk menciptakan atau menjadikan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Unib terampil dalam pembuatan pengembangan media pembelajaran menyimak berita dan lagu melalui pemanfaatan internet dan multimedia. Media pembelajaran menyimak berita dan lagu disajikan lebih menarik karena sebelum disajikan media berita dan lagu dilengkapi teori konsep-konsep kebahasaan dan kesusastraan. Setelah berita dan lagu, media pembelajaran ini dilengkapi soal-soal uraian beserta kunci jawaban secara sistematis dan terstruktur melalui CD-ROM-nya. Selain itu, dengan menggunakan labor bahasa multimedia powerpoint dan pemanfaatan internet menjadikan pembelajaran menyimak ini lebih menarik, canggih, efektif, dan interaktif. Media pembelajaran ini dikembangkan dalam bentuk interaktif pemanfaatan labor bahasa multimedia dan internet. Kemultigunaan media pembelajaran dalam bentuk software ini dilakukan jika kapasitas di labor terbatas sehingga bisa digunakan dari jumlah mahaiswa dalam jumlah yang banyak. Selain itu, dengan memiliki media pembelajaran sekaligus konsep/teori, soal, dan kunci jawaban mahasiswa akan dapat berlatih dalam meningkatkan kemampuan menyimak baik dalam kompetensi kebahasaan maupun sastra melalui berita dan lagu tersebut.
Berdasarkan tujuan penulisan tersebut di atas, pemecahan masalah dalam penelitian ini dilakukan. Pertama, merumuskan teori kebahasaan dan kesusastraan dalam berita dan lagu beserta kompetensi yang akan dicapai. Kedua, mengidentifikasi tema berita dan lagu yang akan dijadikan sebagai pengembangan media pembelajaaran. Ketiga, pengaksesan melalui internet berita dan lagu yang diinginkan aatau sesuai dengan kompetensi yang ada. Keempat, mentranskripsikan berita dan lagu, pembuatan atau perumusan soal-soal dan jawaban. Kelima, pemrograman. Artinya, semua berita lagu, teori, soal, dan kunci jawaban disusun atau dirumuskan ke dalam program powerpoint sehingga menjadi media pembelajaran yang sistematis dan menarik. Keenam, penerapan media pembelajaran menyimak pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Unib Semester I Tahun Akademik 2008/2009. Ketujuh, evaluasi atau revisi pada setiap permasalahan atau kesulitan mahasiswa dalam penggunaan media pembelajaran menyimak sehingga pada akhirnya kepada penyempurnaan akhir untuk dipertanggungjawabkan sehingga bisa diterapkan pada pembelaajaraan berikutnya secara efektif dan efisien.
Manfaat penelitian ini antara lain melatih keterampilan mahasiswa dalam pengembangan media pembelajaran bahasa Indonesia, mengintegrasikan dan menyinergikan antara teoretis dengan praktik tanpa mengabaikan kompetensi sebagai mahasiswa serta sebagai calon guru, memberikan salah satu model media pembelajaran sederhana bagi mahasiswa/calon guru dan juga siswa serta guru yang ada di sekolah Kota Bengkulu, serta sebagai dokumentasi untuk menguji kompetensi menyimak berita dan lagu bagi mahasiswa pada khususnya. Selain itu, pengembangan media pembelajaran dengan media internet dan multimedia ini akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan lulusan dalam kompetensi menyimak mahasiswa.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Kata media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari kata medium adalah sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau dua kutup) atau suatu alat. Dalam Webster Dictionary (1960), media atau medium adalah segala sesuatu yang terletak di tengah dalam letak jenjang atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantaraatau penghubung dua hal. Oleh karena itu, media pembelajaran dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan terbut.
Konsep media pembelajaran mempunyai dua yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan atau saling menunjang, yaitu perangkat keras atau peralatan (hardwere) dan materi atau bahan yang disebut perangkat perangkat lunak (software). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa media adalah setiap orang, bahan, alat atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Salah satu cara untuk mengaktifkan proses pembelajaran adalah dengan menggunakan bantuan media salah satunya komputer multimedia. Paket multimedia adalah produk komunikasi yang menggunakan lebih dari satu media, seperti teks, gambar, urutan gerakan, audio, grafik, dan animasi, dalam ragam kombinasi yang terintegrasi dalam komputer (Gisiandi dan Gayeski, 1996). Pendapat yang berbeda disampaikan oleh Heinich, Molenda, dan Russel (1993) bahwa multimedia meliputi slide suara, presentasi multimedia, kit multimedia, video interaktif, multimedia komputer, dan hipermedia komputer. Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Meier (2002) bahwa multimedia sejati berarti campuran berbagai media mulai teknologi tinggi hingga sebuah buku kecil, pena warna, percakapan, papan tulis, serta aneka sarana dan sumber. Hal tersebut dikemas dalam CD-ROM atau program internet pada penyampaian medium tunggal.
Multimedia merupakan sarana belajar yang fleksibel bagi pendidik dan dapat digunakan untuk mendukung berbagai kegiatan meliputi bahan pembelajaran yang diproyeksikan melalui komputer, komunikasi online, penelitian data dasar, hiperteks, tutorial interaktif, simulator, dan sistem pendukung kinerja elektronik, seperti atlas dan kamus yang berbasis komputer (Gayeski, 1996). Multimedia powerpoint adalah salah satu bentuk trobosan dalam pembelajaran dengan memanfaatkan kemajuan teknologi sarana dalam memfasilitasi dan mempermudah proses pembelajaran. Dalam multimedia learning mahasiswa akan berinteraksi dengan komputer yang akan membantu siswa dalam proses belajarnya. Komputer akan menunjukkan langkah-langkah dalam belajar. Komputer akan memberikan latihan-latihan serta memberikan ujian kepada siswa. Selian itu, multimedia powerpoint merupakan suatu bentuk implementasi multimedia learning. Dengan media ini dosen/guru dapat melakukan streaming materi pembelajaran ke komputer mahasiswa melalui CD-ROM. Dengan bantuan media ini, matrei pelajaran dapat diperoleh mahasiswa melalui layar monetornya.
Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong mahasiswa untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.
Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Hubbard mengusulkan sembilan kriteria untuk menilainya (Hubbard, 1983). Kreteria pertamanya adalah biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media itu. Kriteria lainnya adalah ketersedian fasilitas pendukung seperti listrik, kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan, kemampuan untuk dirubah, waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir adalah kegunaan. Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah media semakin baiklah media itu.
Kriteria di atas lebih diperuntukkan bagi media konvensional. Thorn mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif (Thorn, 1995). Kriteria penilaian yang pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah program harus dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajar bahasa tidak perlu belajar komputer lebih dahulu. Kriteria yang kedua adalah kandungan kognisi, kriteria yang lainnya adalah pengetahuan dan presentasi informasi. Kedua kriteria ini adalah untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program telah memenuhi kebutuhan pembelajaran si pembelajar atau belum. Kriteria keempat adalah integrasi media di mana media harus mengintegrasikan aspek dan ketrampilan bahasa yang harus dipelajari. Untuk menarik minat pembelajar program harus mempunyai tampilan yang artistik maka estetika juga merupakan sebuah kriteria. Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan. Program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar. Sehingga pada waktu seorang selesai menjalankan sebuah program dia akan merasa telah belajar sesuatu.

Menyimak sebagai Suatu Keterampilan
Menyimak adalah proses kegiatan mendengar lambang-lambang lisan dengan penuh pengertian, pemahaman, dan apresiasi serta informasi, menangkap isi dan memahami makna komunikasi yang disampiakan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 1990:28). Berdasarkan hal tersebut, menyimak berarti adanya keterlibatan proses mental, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, pemahaman dan penafsiran, serta penyimpanan hasil pemahaman dan penafsiran bunyi yang diterima dari luar.
Kemampuan menyimak berarti kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan (Poerwadarminta, 1984:628). Menyimak dapat juga diartikan sebagai memperhatikan baik-baik yang diucapkan atau dibaca orang (Pusbinbangsa, 1988:840). Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat dirumuskan kemampuan menyimak itu adalah kemampuan, kesanggupan, kecakapan, siswa menerima dan memahami apa yang diucapkan atau dibaca orang lain. Urias (1987:21) juga memperjelas bahwa kemampuan menyimak merupakan proses belajar mengajar dan pembentukan kebiasaan yang terus-menerus. Seperti yang kemukakan Bloom yang berhubungan dengan aspek kognitif di dalam menyimak dapat berupa kemampuan menyimak tingkat ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi (Nurgiantoro, 1995:237). Berdasarkan keenam tingkatan kemampuan inilah penulis nanti akan mencoba menggali potensi mahasiswa dalam kemampuan menyimaknya.
Kegitan menyimak yang baik menyangkut sikap, ingatan, persepsi, kemampuan membedakan, intelegensi, perhatian, dan motivasi yang harus dikerjakan secara integral dalam tindakan yang optimal pada saat kegiatan menyimak berlangsung. Hal tersebut sesuai dengan tujuan menyimak yang akan peneliti lakukan yaitu menyimak intensif. Menyimak intensif adalah menyimak yang diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol pada suatu hal tertentu baik dari program pengajaran bahasa maupun pemahaman serta pengetahuan umum secara kritis, konsentratif, kretaif, eksploratif interogatif, dan selektif. Untuk melaksanakan dan mengoptimalkan kemampuan menyimak mahasiswa tersebut, salah satu model yang dapat dilakukan, yaitu dengan pengembagan media pembelajaran piranti lunak dalam bentuk media powerpoint.

METODE PENELITIAN
Gephart (1972 : 3) menjelaskan tentang tiga hal tersebut bahwa proses penelitian tujuannya untuk menemukan/mengetahui sesuatu (need to know), proses evaluasi bertujuan untuk menentukan pilihan (need to choose), dan proses pengembangan bertujuan untuk menemukan suatu cara/metode yang effektif (need to do). Hal ini karena penelitian pengembangan bukanlah penelitian yang dimaksudkan untuk menemukan teori, melainkan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu produk. Produk dalam kaitannya dengan pendidikan dan pembelajaran bisa berupa kurikulum, model, sistem managemen, sistem pembelajaran, bahan/media pembelajaran dan lain-lain. Dengan dihasilkannya berbagai produk pendidikan/ pembelajaran, maka pihak-pihak yang berkepentingan tinggal menerapkan produk produk tersebut dalam kegiatan pendidikan/pembelajaran. Dwiyogo (2001:1) mengemukakan tiga hal penting yang harus dilaksanakan dalam kegiatan penelitian pengembangan yaitu menganalisis kebutuhan, mengembangkan produk dan menguji coba produk. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Ibnu (2001: 5), namun menurut Asim (2001: 2), ketiga langkah tersebut masih perlu dilengkapi langkah yang keempat, yaitu diseminasi (penyebaran) produk. Tahapan yang dilakukan, yaitu: Perencanaan. Pengembangan media pembelajaran ini dilakukan berdasarkan kompetensi kebahasaan dan kesusastraan yang terdapat dalam berita dan lagu yang puitis, tetapi dikembangkan dan disempurnakan lagi dari segi isi dan tugas terstruktur, pengumpulan bahan simakan yang kompetitif dan inovatif, penyeleksian/analisis bahan simakan, pengaksesan di internet, pentranskripsian, dan penyajian media pembelajaran yang berisikan berita dan lagu. Di dalam berita dan lagu itu dikembangkan soal-soal-soal dan kunci jawaban.
Implementasi dan strategi pemanfaatan media pembelajaran. Media pembelajaran terintegrasi dengan tugas terstruktur pada kemampuan menyimak yang telah disempurnakan tersebut diimplimentasikan dalam pembelajaran. Selain itu, keterbatasan media dan kapasitas ruangan maka akan dilakukan juga secara klasikal atau jumlah mahasiswa secara keseluruhan. Mahasiswa akan dapat memahami materi secara langsung dan interaktif yang diikuti dengan tugas-tugas simakan secara langsung dan terintegrasi melalui media powerpoint. Artinya, mahasiswa langsung bisa menyimak apa yang telah dipelajari, sedangkan terintegrasi maksudnya bahan simakan langsung juga bisa dikerjakan oleh mahasiswa berdasarkan rumusan materi yang telah ada. Selain itu, secara pribadi bisa juga mahasiswa mengerjakan tugas terstruktur itu secara kelompok/diskusi berdasarkan softcopy yang telah dibuat dalam bentuk CD-ROM.
Sistem evaluasi. Sistem evaluasi yang terdapat dalam media pembelajaran disajikan secara sistematis dan terstruktur berdasarkan uraian masing-masing materi dari yang paling mudah/sederhana sampai ke yang paling sulit, bentuk evaluasinya adalah soal uraian sederhana dari berita dan lagu yang disajikan. Selain itu, media pembelajaran yang telah ada di evaluasi berdasarkan keefektifan penggunaan berdasarkan tanggapan mahasiswa.
Gambaran media pembelajaran. Media pembelajaran ini beisikan materi kebahasaan materi dan sastra dengan melalui berita dan lagu dalam meningkatkan kompetensi menyimak mahasiswa baik sebagai personal/pembekalan diri mahasiswa maupun sebagai calon guru dengan tidak mengabaikan kurikulum yang terdapat dalam KTSP. Kurikulum ini disesuaikan dengan materi berita dan lagu. Adapun strategi pembelajaran yang akan dilaksanakan, yaitu diskusi simulasi, ceramah, dan praktik menyimak yang dilakukan secara kontinu dan tes menyimak, seperti tabel berikut.

Tabel 1
Kompetensi Menyimak Kesusastraan

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Memahami pembacaan puisi
1.1 Menanggapi cara pembacaan puisi
1.2 Merefleksi isi puisi yang dibacakan
2. Memahami wacana sastra jenis syair melalui kegiatan mendengarkan syair

2.1 Menemukan tema dan pesan syair yang diperdengarkan
2.2 Menganalisis unsur-unsur syair yang diperdengarkan










Tabel 2
Kompetensi Menyimak Kebahasaan
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Memahami wacana lisan melalui kegiatan mendengarkan berita
1.1 Menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat
1.2 Menuliskan kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat
2. Memahami isi berita dari radio/televisi
2.1 Menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) yang didengar dan atau ditonton melalui radio/televisi
2.2 Mengemukakan kembali berita yang didengar/ ditonton melalui radio/televisi


PEMBAHASAN
Pembelajaran Bahasa dengan Komputer
Komputer telah mulai diterapkan dalam pembelajaran bahasa mulai 1960 (Lee, 1996). Dalam 40 tahun pemakaian komputer ini ada berbagai periode kecenderungan yang didasarkan pada teori pembelajaran yang ada. Periode yang pertama adalah pembelajaran dengan komputer dengan pendekatan behaviorist. Periode ini ditandai dengan pembelajaran yang menekankan pengulangan dengan metode drill dan praktik. Periode yang berikutnya adalah periode pembelajaran komukatif sebagai reaksi terhadap behaviorist. Penekanan pembelajaran adalah lebih pada pemakaian bentuk-bentuk tidak pada bentuk itu sendiri seperti pada pendekatan behaviorist Periode atau kecenderungan yang terakhir adalah pembelajaran dengan komputer yang integratif. Pembelajaran integratif memberi penekan pada pengintegrasian berbagai ketrampilan berbahasa, mendengarkan, berbicara, menulis dan membaca dan mengintegrasikan tehnologi secara lebih penuh pada pembelajaran.
Lee merumuskan paling sedikit ada delapan alasan pemakaian komputer sebagai media pembelajaran (Lee, 1996) Alasan-alasan itu adalah: pengalaman, motivasi, meningkatkan pembelajaran, materi yang otentik, interaksi yang lebih luas, lebih pribadi, tidak terpaku pada sumber tunggal, dan pemahaman global. Dengan tersambungnya komputer pada jaringan internet maka pembelajar akan mendapat pengalaman yang lebih luas. Pembelajar tidak hanya menjadi penerima yang pasif melainkan juga menjadi penentu pembelajaran bagi dirinya sendiri. Pembelajaran dengan komputer akan memberikan motivasi yang lebih tinggi karena komputer selalu dikaitkan dengan kesenangan, permainan dan kreativitas. Dengan demikian pembelajaran itu sendiri akan meningkat.
Pembelajaran dengan komputer akan memberi kesempatan pada pembelajar untuk mendapat materi pembelajaran yang otentik dan dapat berinteraksi secara lebih luas. Pembelajaran pun menjadi lebih bersifat pribadi yang akan memenuhi kebutuhan strategi pembelajaran yang berbeda-beda. Di samping kelebihan dan keuntungan dari pembelajaran dengan komputer tentu saja ada kekurangan dan kelemahannaya. Hambatan pemakaian komputer sebagai media pembelajaran antara lain hambatan dana, ketersediaan piranti lunak, dan keras komputer, keterbatasan pengetahuan tehnis dan teoris dan penerimaan terhadap tehnologi. Dana bagi penyediaan komputer dengan jaringannya cukup mahal demikian untuk piranti lunak dan kerasnya. Media pembelajaranpun kurang berkembang karena keterbatasan pengetahuan tehnis dari pengajar atau ahli pengajaran dan keterbatasan pengetahuan teoritis pembelajaran bahasa dari para pemrogram.

Microsoft Powerpoint 2003
Microsoft Powerpoint 2003 adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office. Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak perlunya pembelian piranti lunak karena sudah berada di dalam Microsoft Office. Jadi pada waktu penginstalan program Microsoft Office dengan sendirinya program ini akan terinstal. Hal ini akan mengurangi beban hambatan pengembangan pembelajaran dengan komputer seperti dikemukakan oleh Lee.
Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya tampilan ikon-ikon. Ikon-ikon pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan ikon-ikon Microsoft Word yang sudah dikenal oleh kebanyakan pemakai komputer. Pemakai tidak harus mempelajari bahasa pemrograman. Dengan ikon yang dikenal dan pengoprasian tanpa bahasa program maka hambatan lain dari pembelajaran dengan komputer dapat dikurangi yaitu hanbatan pengetahuan tehnis dan teori. Pengajar atau ahli bahasa dapat membuat sebuah program pembelajaran bahasa tanpa harus belajar bahasa komputer terlebih dahulu.
Meskipun program aplikasi ini sebenarnya merupakan program untuk membuat presentasi namun fasilitas yang ada dapat dipergunakan untuk membuat program pembelajaran bahasa. Program yang dihasilkanpun akan cukup menarik. Keuntungan lainnya adalah bahwa program ini bisa disambungkan ke jaringan internet.
Memasukkan Teks, Gambar, Suara dan Video
Fasilitas yang penting dari program aplikasi ini adalah fasilitas untuk menampilkan teks. Dengan fasilitas ini pembuat program bisa menampilkan berbagai teks untuk berbagai keperluan misalnya untuk pembelajaran menulis, membaca atau pembelajaran yang lain. Cara memasukan teks ke dalam program aplikasi ini cukuip sederhana. Sesudah pemakai menghidupkan komputer dan masuk program Power point 2003 dan sesudah memilih jenis tampilan layar maka pemakai dapat menekan menu insert sesudah itu akan muncul berbagai pilihan. Salah satu pilihan itu adalah insert textbox.







Tekan menu ini dan akan muncul kotak teks di dalam tampilan presentasi. Langkah berikutnya adalah mengkopi teks yang ingin dimasukkan dan kemudian menempelkannya (paste) pada kotak yang tersedia. Apabila tidak ingin mengkopi bisa juga menulis langsung dalam kotak teks yang sudah tersedia. Untuk memasukkan gambar langkahnyapun sama dengan cara memasukkan teks. Pertama tekan menu insert sesudah itu pilih menu insert picture. Sesudah menu ini dipilih akan muncul dua pilihan from file ... dan from clip art... Apabila pemrogram ingin memasukkan gambar dari file maka tekan pilihan pertama dan apabila ingin memakai gambar dari clip art yang sudah ada di komputer maka tekan pilihan yang kedua. Suara dan video merupakan dua fasilitas yang disediakan oleh Microsoft Powerpoint 2003 yang sangat mendukung pemrograman pembelajaran bahasa. Untuk memasukkan video tekan menu insert dan selanjutnya tekan menu movies and sounds. Maka akan muncul dua pilihan untuk masing-masing. Untuk suara (sounds) akan muncul sounds from file dan sounds from Gallery demikian pula untuk movies akan muncul pilihan Movies from file atau Movies from Gallery. Pemrogram tinggal memilih jenis file yang akan dimasukkan.




Membuat Tampilan Menarik
Tampilan yang manarik akan meningkatkan minat dan motivasi pembelajar untuk menjalankan program. Ada beberapa fasilitas yang disediakan untuk membuat tampilan menarik. Fasilitas yang pertama adalah background. Background akan memperindah tampilan program. Ada beberapa jenis background yang ditawarkan, yang pertama adalah dengan memberi warna, yang kedua dengan memberi tekstur dan yang ketiga adalah memasang gambar dari file sendiri. Langkah pemasangan background adalah dengan menekan menu format dan kemudian menekan menu background. Sesudah itu akan muncul pilihan background fill, more color dan fill effects. Apabila pemrogram ingin memilih warna yang sudah ada maka tekan apply, apabila ingin memilih warna sendiri tekan more color, pilih warna dan tekan apply, dan apabila ingin memberi tekstur atau gambar sendiri maka tekan fill effects, pilih tekstur atau gambar dan tekan apply.






Fasilitas lain yang akan membuat tampilan lebih menarik adalah fasilitas animasi. Dengan fasilitas ini gambar-gambar dan teks akan muncul ke layar dengan cara tampil yang bervariasi. Fasilitas animasi ini memungkinkan gambar atau objek lain tampil dari arah yang berbeda atau dengan cara yang berbeda. Objek bisa melayang dari atas, bawah, kanan, kiri, atau dari sudut. Objek juga bisa muncul dari tengah atau dari pinggir. Dengan sedikit kreatifitas fasilitas ini bisa menghasilkan language games yang menarik. Pembuatan animasi dimulai dengan memilih objek yang akan dibuat animasi dengan cara mengklik objek itu. Sesudah itu pilih menu Slide Show dan kemudian memilih menu Custom Animation. Sesudah menekan menu itu akan muncul berbagai pilihan diantaranya order and timing untuk mengatur urutan dan waktu tampil ke layar dan juga pilihan effects untuk mengatur efek yang diinginkan.


Membuat Hyperlink
Fasilitas ini sangat penting dan sangat mendukung pembelajaran bahasa karena dengan hyperlink program bisa terhubung ke program lain atau ke jaringan internet. Hyperlink atau hubungan dalam satu program akan memungkinkan programer memberikan umpan balik secara langsung terhadap proses pembelajaran. Hubungan dengan program lain akan memperkaya fasilitas yang mendukung pembelajaran dan hubungan dengan internet akan membuka berbagai kemungkinan pembelajaran yang lebih luas, pribadi dan otentik.







Langkah pembuatan hyuperlink adalah dengan memilih objek yang akan kita link ke program lain atau internet. Sesudah kita memilih objek kita mengklik menu insert dan kemudian mengklik menu hyperlink maka akan muncul dialog box dan kemudian kita menuliskan alamat yang dituju misalnya sebuah file atau sebuah situs web dan kemudian mengklik OK maka objek itu akan tersambung ke alamat yang ditulis. Cara yang kedua adalah melalui menu slide show dan kemudian menekan action settings, sesudah itu akan muncul dialog box. Dengan mengisikan alamat dan mengklik OK maka objek akan tersambung ke alamat yang diinginkan. Fasilitas-fasilitas diatas adalah fasilitas utama dalam pengembangan materi pembelajaran bahasa dengan Microsoft Powerpoint 2003. Fasilitas yang lain adalah fasilitas tambahan untuk membuat tampilan program lebih menarik dan mudah digunakan.
Selain keunggulan yang telah dikemukakan program aplikasi ini mempunyai beberapa keterbatasan. Keterbatasan utamanya ialah pembelajar tidak bisa berinteraksi langsung untuk menuliskan komentar ataupun menjawab pertanyaan yang ada. Fasilitas yang ada hanya memfasilitasi tanggapan dalam bentuk pilihan. Namun, dengan keterbatasan ini program ini tetap menawarkan fasilitas yang cukup untuk membuat sebuah program pembelajaran bahasa dengan mudah dengan hasil yang menarik.
Waktu melaksanakan praktik atau latihan menyimak pertama mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam menangkap informasi atau bahan simakan karena pertanyaan diberikan setelah kegiatan menyimak dilakukan baik menyimak berita dan lagu. Selain itu, bahan simakan juga masih disajikan secara audio. Melihat kondisi ini akhirnya dilakukan pembelajaran menyimak dengan bahan simakan secara audiovisual dengan pertanyaan yang sistematis dan disajikan lebih awal. Alasan peserta dengan diberikan atau diketahui pertanyaan maka akan lebih mudah memahami permasalahan atau informasi secara jelas bisa juga ditangkap dalam bahan simakan. Selain itu, dalam menjawab pertanyaan mahasiswa lebih sistematis dan terarah. Hal ini dapan dilihat sebelum adanya soal rata-rata kelas dalam menyimak 4,5 dan setelah adanya soal pertanyaan dan media simakan diaudiovisialkan mengalami peningkatan rata-rata kelas menyimaknya, yaitu 6,4.
Pada praktik pembelajaran menyimak ketiga dengan pembelajaran menyimak yang diaudiovisualkan dan pertanyaan yang terstruktur serta penyajian media pembelajaran yang lebih menarik rata-rata kelas kemampuan menyimak menjadi meningkat menjadi 7,5 kategori baik. Hal ini didukung dengan data dari respon mahasiswa bahwa kegiatan menyimak secara audiovisual dari 38 mahasiswa yang menjawab sangat penting 25 orang dan menjawab penting tiga belas orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemajuan teknologi dapat membantu dan memotivasi mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran menyimak.
Selain itu, respon mahasiswa terhadap pembelajaran menyimak berdasarkan angket yang peneliti lakukan, yaitu praktik lebih penting/penting daripada teori (17 mahasiswa menjawab sangat penting dan 19 mahasiswa menjawab penting). Praktik pembelajaran menyimak yang dilakukan sangat membantu mahasiswa dalam melatih kemampuan menyimak serta penyajiannya menarik ( 22 mahasiswa menjawab sangat setuju dan 15 mahasiswa menjawab setuju). Penyajian powerpoint dalam pembelajaran Menyimak sangat membantu dalam memahami lebih cepat dan praktis setiap materi menyimak ( 16 mahasiswa menjawab sangat setuju dan 17 mahasiswa setuju). Praktik menyimak sebaiknya dilakukan di labor bahasa (13 mahasiswa setuju, 15 mahasiswa setuju, sembilan orang kurang setuju, dan satu orang tidak setuju. Tidak setuju atau kurang setuju mahasiswa, artinya mahasiswa tersebut berpendapat bahwa dengan penyajian powerpoin ditambah media yang memadai seperti yang sudah dilakukan akan menjadi lebih efektif dibandingkan di labor yang terbatas kapasitas peserta yang ikut kegiatan menyimak.
Pembelajaran menyimak dalam menyimak lagu berdasarkan angket yang peneliti lakukan pada umumnya 90% mahasiswa menilai kegiatan praktik pengembagan media pembelajaran menyimak secara positif, seperti menyimak lagu harus lagunya yang puitis dan sarat akan nilai-nilai, media pembelajaran menyimak sangat membantu dalam mengikuti pembelajaran menyimak yang efektif dan efisien. Selain itu, mahasiswa dalam pembelajaran menyimak kelihatan termotivasi, bersemangat, senang, dan serius dalam mengikuti pembelajaran khususnya pembelajaran menyimak berita apalagi bahan-bahan simakan yang mereka dapatkan betul-betul informasi terbaru dan familiar bagi mereka. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran mereka kelihatan tidak bermasalah dan tidak ada beban sedikitpun. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh metode kontekstual yang digunakan. Dengan kegiatan diskusi dalam kelompok kecil terhadap bahan simakan yang mereka lakukan, mahasiswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam menangkap, menginterpretasikan, mengevaluasi, hingga merespon terhadap setiap simakan yang mereka lakukan dengan baik.
Pembelajarn menyimak dengan bervariasi buttom up dan top down yang kontekstual terhadap bahan simakan sangat membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran umumnya mahasiswa sudah mampu menangkap informasi setiap berita yang mereka simak. Hanya saja dalam menginterpretasi dan merespon terhadap bahan simakan masih agak kurang, kekurangan ini disebabkan keterbatasan wawasan mahasiswa yang berakibat kurang familiarnya bahan simakan yang mereka dengarkan. Selain itu, metode kelompok lebih banyak menyita waktu sehingga pada kemampuan individu masih sedikit dapat dilihat.
Pembelajaran menyimak lebih lebih bersemangat, senang, dan serius dalam mengamati pembelajaran. Ditambah lagi dengan bahan simakan yang familiar serta berpusat pada satu informasi atau satu bahan simakan untuk dipecahkan bersama jadi tidak terlalu banyak menimbulkan interpretasi bagi mahasiswa. Begitu juga dengan ketika mahasiswa menuangkan ide setiap argumen yang mereka kemukakan banyak mengarah kepada ketepatan atau interpretasinya terarah. Keterarahan cara mahasiswa merespon setiap berita yang mereka simak baik kelompok maupun individu dengan hasil rata-rata kelas baik.
Dengan membandingkan setiap kegiatan pembelajaran menyimak nyatalah bahwa kegiatan menyimak sangat memungkinkan menumbuhkembangkan kemampuan kelompok dan individu secara kontinu akan berjalan lebih baik dalam menginterpretasikan setiap bahan yng mereka simak. Artinya keseimbangan keduanya memerlukan waktu yang agak lama minimal dalam satu kali pertemuan, yaitu 2 X 45 menit. Selain itu, bahan simakan yang bervariasi dalam satu tatap muka kurang tepat dilakukan secara bebas, melainkan harus terfokus dan familiar. Karena kalau dilakukan secara bebas bahan simakan menafsirkan banyak interpretasi dan kurang terarah. Kalau dilakukan secara terfokus, bahan simakan dinterpretasikan dan direspon oleh mahasiswa secara detail.

KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil hasil penelitian dan pembahasan, pengembangan media pembelajaran menyimak akan menumbuhkan motivasi, kreatifitas, dan pemahaman menyimak. Hal tersebut tentu dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan keterampilan dalam bidang teknologi. Kegiatan itu dilakukan melalui pengembangan media pembelajaran dalam bentuk piranti lunak, yaitu powerpoint 2003 yang sistematis dan terprogram. Dalam piranti ini dapat dilakukan pengembangan media pembelajaran, seperti memasukkan teks, gambar, suara dan videonya; membuat tampilan menarik; membuat hyperlink.
Pengembangan media pembelajaran dapat dijadikan salah satu model dalam praktik pembelajaran menyimak, khususnya menyimak berita dan lagu pada mata kuliah Menyimak di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Jurusan Bahasa Indonesia FKIP Unib. Selain itu, mahasiswa dan dosen lebih inovatif dan kreatif dalam pengembangan dan pemahaman informasi menyimak sehingga kemampuan menyimak mahasiswa terhadap bahan simakan dapat ditingkatkan baik secara klasikal maupun perorangan.


DAFTAR RUJUKAN

Anonim. “Media Stream Multimedia Streaming and e-Learning: A Language Learning Sofware”.
Asim. 2001. Sistematika Penelitian Pengembangan. Malang : Lembaga Penelitian-Universitas Negeri Malang.
Chamadiah, Siti dkk. 1987. Kemampuan Mendengarkan Mahasiswa di DKI Jakarta. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Davis, Ben. 1991. Teaching with Media, a paper presented at Technology and Education Conference in Athens, Greece.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SLTP/MTsSLTA/MA. Jakrata: Depdiknas.
Dwiyogo, Wasis D. 2001. Pelaksanaan Penelitian Pengembangan. Malang: Lembaga Penelitian-Universitas Negeri Malang.
ECT. 1977. The Difinition of Educational Technology. Washington: ECT.
Gerlach, V.S. and D.P. Ely. 1980. Teaching and Media. New York: Prentice Hall, Inc.
Gephart, William J. 1972. Toward a Taxonomy of Empirically-Based Problem Solving Strategies. University of Viscounsin: Viscounsin.
Hartati, Dewi. 1997. “Upaya Peningkatan Pembelajaran Menyimak Santapan Rohani Melalui Tape Recorder Siswa Kelas 1 SMPN Pagar Dewa Kodya Bengkulu”. Bengkulu: FKIP Universitas Bengkulu.
Halikul. 1997. “Peningkatan Menyimak Wacana Narasi dengan Menggunakan Rekaman Dongeng Siswa Kelas 1 SLTPN 5 Pino”. Bengkulu: FKIP Universitas Bengkulu.
Hubbard, Peter et al. 1983. A Training Course for TEFL, Oxford University Press: Oxford.
Ibnu, Suhadi. 2001. Kebijakan Penelitian Perguruan. Malang: Lembaga Penelitian-Universitas Negeri Malang.
Jonassen, David H. 1996. Computer as a Mindtools for Schools. Prentice Hall. New Jersey.
Kemp, Ferrod E. 1980. Planning and Producing Audiovisual Materials. Harper and Row: New York.
Mahdur, Ashoraini. 1997. “Upaya Peningkatan Pembelajaran Menyimak Cerpen dengan Media Tape Recorder Siswa Kelas 1 SMUN Pagar Dewa Kodya Bengkulu”. Bengkulu: FKIP Universitas Bengkulu.
Mardalena. 1997. “Kemampuan Menyimak Siaran Berita RCTI Siswa Kelas 2 SLTPN Tiga Kodya Bengkulu”. Bengkulu: FKIP Universitas Bengkulu.
Nunan, David. 1991. Languange Teaching Methodology a Textbook for Teacher. Great Britain: Prentice Hall International (UK) Ltd.
Sutari, Ice dkk. 1997. Menyimak. Jakarta: Depdikbud.
Sulistio, Didi. 2001. Keterampilan Menyimak. Bengkulu: FKIP Unib Press.
Tarigan, Djago. 1986. Keterampilan Menyimak Modul 4-6. Jakarta: Karunika.
Tarigan, Henry Guntur. 1990. Menyimak Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wardani, I. G.A. K. 2006. “Panduan Peminjaman Mutu Perkuliahan Program PGSD FKIP Universitas Bengkulu”. Bengkulu: FKIP Unib.

35 Komentar:

  • Pada 18 April 2009 pukul 20.18 , Blogger pas_indahchan mengatakan...

    askum pak, indah puji numpang koment. ga' perlu pakek npm kan pak?
    udah dibaca artikelnya. power point 2003 ma 2007 beda ga' cara pembuatannya? biar lebih jelas saja Pak.
    media power point tu guna banget buat keterampilan menyimak. tapi buat 3 keterampilan lain bsa ga' pak?
    ngomong-ngomong primarynya keren juga pak.
    terus tugas indah juga udah dikirim ke email bapak tadi.
    moga sukese ja pak.
    wass

     
  • Pada 19 April 2009 pukul 20.27 , Blogger reorin mengatakan...

    Ass. pak ini Reni Oktarina,udah liat blog bapak, keren ya isinya, jadinya saya bisa mengerti tentang power pointnya, tapi pak tolong dijelaskan lebih mendetail materi biar slide untuk buat power point jadi lebih keren

     
  • Pada 19 April 2009 pukul 20.33 , Blogger reorin mengatakan...

    selamat pagi pak, ini Dien Gipta Mariska M
    sebelumnya maaf sekali pak saya terburu-buru buat comment jadinya dien menggunakan blog temen. Menurut dien setelah menview2 dien masih bingung apa kelebihan dan kekurangan jika kita memakai Power point 2003?????
    itu aj deh pak
    thxxx

     
  • Pada 19 April 2009 pukul 20.42 , Blogger pas_indahchan mengatakan...

    Met pagi pak, ni Nevi Agusti Susana. lengkap kan Pak?
    Gua udah liat blog Bapak, fotonya narsis deh..
    tapi isi artikelnya berbobot kok. sayangnya di awal artikel bapak pakek bahasa inggris, jujur sy g' ngerti.he3

     
  • Pada 19 April 2009 pukul 20.42 , Blogger reorin mengatakan...

    Ass. pagi pak, ni Maya Susanti. Maya uda baca sebagian artikel bapak, untuk komentarnya sebesar apakah peranan power point dalam mengajar?

     
  • Pada 19 April 2009 pukul 20.50 , Blogger pas_indahchan mengatakan...

    Horas Pak, selamat pagi, nih Elisabeth Chatarina S. saya udah baca artikel bapak, isinya sangat mendukung buat saya tuk proses belajar mengajar disekolah nantinya kalau jadi guru, doain ya Pak.
    coment saya, jelaskan lebih terperinci apa perbedaan internet dan multimedia, itu saja. makasih...

     
  • Pada 19 April 2009 pukul 20.55 , Blogger pas_indahchan mengatakan...

    ass. morning Pak..ini penny lusiana+npm sekaligus A1A007043.
    apa benar Pak, lab bahasa FKIP UNIB hanya untuk pembelajaran menyimak? apakah 3 keterampilan lain tidak bisa memanfaatkan, coz bapak cuma jelasin keterampilan menyimak.
    isi artikel bisa membantu saya belajar tentang media pembelajaran.
    makasih Pak. wass

     
  • Pada 19 April 2009 pukul 21.16 , Blogger reorin mengatakan...

    ass. ini Witjia yulis, udah baca tulisan bapak yang ingin saya tanyakan dari tulisan bapak ada tidak pak kelebihan atau kelemahan dari yang diikuti dengan backsound, apa itu akan membuat siswa kurang berkonsentrasi dalam belajar?

     
  • Pada 20 April 2009 pukul 00.15 , Blogger deandra mengatakan...

    jhtxasdykasgdstrsxvikcdlo

     
  • Pada 20 April 2009 pukul 00.29 , Blogger ukita mengatakan...

    Ass. pak, ni Esprita, NPM : A1A007 006, dari artikel di blog bapak ini, alangkah lebih baiknya kalau langkah-langkah membuat background, dan backsoundnya disertai gambar untuk memperjelas apa-apa saja yang akan dikerjakan.. Fotogenik nian y pak.......

     
  • Pada 20 April 2009 pukul 01.25 , Blogger Unknown mengatakan...

    ass, pak ini nafri yanti npM: AIA OO7 O15
    artikelnya bagus pak,,,
    dalam pengajaran khusunya bahasa indonesia media pembelajaran yang bervariasi memang sangat dibutuhkan. Media yang bervariasi membuat siswa tidak merasa bosan, ohy pak, kalu disertai gambar kayaknya lebih bagus deh.....
    tq pak

     
  • Pada 20 April 2009 pukul 01.28 , Blogger Unknown mengatakan...

    ass...
    pak ini sri murti
    artikelnya bagus pak,,, sangat berguna bagi kami... di tunggu artikel selanjut na....tq pak

     
  • Pada 20 April 2009 pukul 01.30 , Blogger Unknown mengatakan...

    Ass....
    pak ini agita misriani NPM A1A 007 001
    dalam pengajaran, media memang sangat dibutuhkan pak... agar pembelajaran lebih sukses.... tq pak

     
  • Pada 20 April 2009 pukul 01.32 , Blogger Unknown mengatakan...

    Ass... pak ini rio kurniawan NPM A1A 007 018
    media memang penting pak... khuususnya dalam pengajaran bahasa indonesia,,,,,good luck pak.....di tunggu artikel berikutna

     
  • Pada 20 April 2009 pukul 01.34 , Blogger Unknown mengatakan...

    ass,,, pak ni kahidiriansyah
    media memang sangat penting pak, siswa akan merasa bosan jika tidak adanya media pembeajaran,,,, jadi guru harus menciptakan media yang bervariatif untuk siswa na...tq pak

     
  • Pada 20 April 2009 pukul 01.40 , Blogger pas_indahchan mengatakan...

    ass pak ni Yulia. baca artikel bisa buat yulia lebih mengerti power point, kalo bisa ditambah pengajaran dengan media modern lain ya, Pak?

     
  • Pada 20 April 2009 pukul 03.44 , Blogger Unknown mengatakan...

    Aslm. pak. ini dian, mahasiswanya bapak. setelah saya baca blognya bapak, ternyata artikel yang bapak buat bagus dan menambah pengetahuan saya. kalau bisa pak, isinya dilengkapi lagi dengan berbagai contoh gambar dan video.

     
  • Pada 20 April 2009 pukul 05.15 , Anonymous Anonim mengatakan...

    assalamualaikum.
    kemarin sempat baca blognya bapak sampai selesai. gila pak panjang bangeeeet. tapi biar begitu isinya cukup penting bagi kami. jadi kami menunggu tulisan selanjutnya pak.
    kasih tau pak misal postingan selanjutnya udah keluar.

     
  • Pada 20 April 2009 pukul 05.18 , Anonymous Anonim mengatakan...

    eith sory pak yang tadi komentar dari Razie.
    entar dikirain belum ngasih koment lagi. hehehe...

     
  • Pada 20 April 2009 pukul 06.07 , Anonymous Anonim mengatakan...

    ass Pak, ini Anita Suheri.
    menurut saya, artikel yang bapak sajikan dari segi isi materi yang disajikan, saya setuju bahwa keberadaan media dalam kegiatan belajar memang sangat dibutuhkan. dan dari segi artikel yang disajikan, saya sangat suka dengan warna yang bapak berikan. oya pak, agar artikel lebih bagus maka diperlukan contoh dalam bentuk media gambar, atau lainnya agar lebih menarik dan mudah dimengerti oleh pembaca. semangat!!

     
  • Pada 20 April 2009 pukul 06.10 , Anonymous Anonim mengatakan...

    assalam pak...
    nih Resa,tulisan bapak bagus cuma panjeng banget pak. tapi biar begitu salut deh buat bapak n semoga tetap sukses pak...
    amiiin.

     
  • Pada 20 April 2009 pukul 06.14 , Blogger Unknown mengatakan...

    assalamualaikum.wr.wb. ni dwi rahmiati pak, npm A1A007027.setelah membaca artikel dari bapak ada beberapa komentar yang ingin saya sampaikan yakni:
    1. bila dalam artikel bapak membahas tentang penggunaan office 2003, lantas bagaimana pak dengan penggunaan dalam office 2007? mintak diberi penjelasan ya pak!!
    2. Artikel bapak sangat menambah wawasan saya tentang pembelajaran media Bahasa Indonesia. good luck!

     
  • Pada 20 April 2009 pukul 06.31 , Blogger Unknown mengatakan...

    Assalamualaikum.wr.wb. ni rini winingsih pak! npm A1A007027. satu komentar dari saya pak, artikel bapak luar biasa!! tetap semangat melahirkan karya berikutnya.wslm

     
  • Pada 20 April 2009 pukul 07.30 , Anonymous Anonim mengatakan...

    menurut saya Meddyan Heriadi media pembelajaran yang dijelaskan dalam blog ini sudah mencerminkan selayaknya media pembelajaran yang seharusnya. media pembelajaran pada umumunya memang masih kurang di sekolah-sekolah terutama bengkulu pada daerah pedesaan atau pinggiran kota. oleh karena itu, media dibutuhkan untuk memotivasi siswa, serta memperjelas materi yang akan akan dijelaskan. jenis media juga terdiri dari beragam media, seperti media hardware dan software.

     
  • Pada 20 April 2009 pukul 22.44 , Blogger Unknown mengatakan...

    assalamualaikum pak, ini doni. saya sudah baca artikel bapak. saya merasa mendapat bantuan yang lebih dari artikel tersebut terutama pada tips untuk membuat media pembelajaran. saya berharap ada artikel yang lebih menarik lagi dari bapak tentang media pembelajaran. karena selain pp 2003 kan ada juga pp 2007. trimakasih

     
  • Pada 21 April 2009 pukul 01.48 , Anonymous Anonim mengatakan...

    assalamualaikum,nih Ryo Jusandi
    baiklah saya merasa apa yang bapak tulis itu sudah cukup baik. cuma kalo bisa diberi gambat yang lebih menarik...

     
  • Pada 21 April 2009 pukul 01.49 , Anonymous Anonim mengatakan...

    assalamualaikum, nih Rizki H. Pak. tulisan bapak sangat bagus dan penuh dengan pendidikan. salut untuk bapak...

     
  • Pada 21 April 2009 pukul 01.52 , Blogger Unknown mengatakan...

    assalamualaikum, pak ini henggar. luar biasa sekali aetikel ini, banyak ilmu yang bisa saya ambil. sering-sering ya pak buat artikelnya. ditungguin loh tapi jangan kelamaan

     
  • Pada 28 Juli 2009 pukul 22.49 , Anonymous Anonim mengatakan...

    artikel yg bapak buat sangat bermanfaat bagi dunia pendididikan, alangkah baiknya bila niatnya untuk di share, dibutkan fasilitas download dalam bentuk PDF. Trims,gitu aja, maju terus pendidikan indonesia.

     
  • Pada 25 November 2009 pukul 04.59 , Anonymous Anonim mengatakan...

    Nama: Watam agus setyawan
    NPM : A1A009081
    pembahasan : Amanat
    IDENTITAS BUKU
    Judul : Disini Ada Setan
    Penulis : Tisa ts.

    novel disini ada setan memiliki gaya penceritaan yang khas. amanat yang dapat saya ambil dari novel ini adalah :
    1. saling menghargai antar sesama mahluk ciptaan Tuhan, walaupun dengan mahluk yang tidak kasat mata (hantu)
    2. jangan suka menyombongkan diri, sebab sikap sombong tidak disukai Tuhan.

     
  • Pada 25 November 2009 pukul 05.39 , Anonymous Anonim mengatakan...

    Data diri
    Nama : Lisnia Wati Effendi
    NPM : A1A009015
    Tanggal : 25 nov 2009
    Dosen pembimbing : Arono, M.Pd.
    Identitas jurnal
    Judul : Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi
    Bahan ini cocok untuk Sekolah Menengah bagian BAHASA / LANGUAGES.
    Nama & E-mail (Penulis): Drs. Masnur Muslich, M.Si.
    Saya Dosen di Universitas Negeri Malang
    Topik : Bahasa Indonesia
    Jumlah hal : 6
    Tanggal: 11 Oktober 2006Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
    Ide pokok setiap paragraph :
    - bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi.
    - bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
    - bahasa sebagai alat untuk menyatukan berbagai suku
    - Latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda berpotensi untuk menghambat perhubungan antardaerah antarbudaya.
    - Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
    - bahasa Indonesia, yaitu sebagai bahasa negara dan bahasa resmi.
    -, bahasa Indonesia pun kemudian berkedudukan sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu.
    - bahasa indonesia juga dipakai sebagai alat perhubungan formal pemerintahan dan kegiatan atau peristiwa formal lainnya
    - Bahasa Indonesia berfungsi pula sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan

     
  • Pada 25 November 2009 pukul 05.53 , Anonymous Anonim mengatakan...

    Identitas diri
    Nama : Watam Agus Setyawan
    NPM : A1A009081
    Identitas jurnal
    Bahan ini cocok untuk Semua Sektor Pendidikan.
    Nama & E-mail (Penulis): Drs. Nurkolis, MM
    Saya Dosen di Jakarta
    Tanggal: 1 Juli 2002
    Judul Artikel: Pendidikan Sebagai Investasi Jangka Panjang
    Topik: Investasi Pendidikan
    Ide pokok paragraph
    1. sumber daya manusia Indonesia masih sangat lemah untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi.
    2. pendidikan sebagai investasi jangka panjang
    3. pendidikan sebagai investasi jangka panjang
    4. semakin berpendidikan seseorang maka tingkat pendapatannya semakin baik.
    5. Para penganut teori human capital berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai investasi sumber daya manusia yang memberi manfaat moneter ataupun non-moneter.
    6. investasi pendidikan memberikan nilai balik (rate of return) yang lebih tinggi dari pada investasi fisik di bidang lain.
    7. Pilihan investasi pendidikan juga harus mempertimbangkan tingkatan pendidikan.
    8. Reformasi alokasi biaya pendidikan ini penting dilakukan mengingat beberapa kajian yang menunjukkan bahwa mayoritas yang menikmati pendidikan di PTN adalah berasal dari masyarakat mampu
    9. yang diperlukan di Indonesia adalah pendidikan dasar dan bukan pendidikan yang canggih.
    10. nvestasi dalam bidang pendidikan memiliki banyak fungsi selain fungsi teknis-ekonomis yaitu fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi kependidikan.
    11. politis merujuk pada sumbangan pendidikan terhadap perkembangan politik pada tingkatan sosial yang berbeda.
    12. budaya merujuk pada sumbangan pendidikan pada peralihan dan perkembangan budaya pada tingkatan sosial yang berbeda.
    13. ependidikan merujuk pada sumbangan pendidikan terhadap perkembangan dan pemeliharaan pendidikan pada tingkat sosial yang berbeda
    14. investasi dalam bidang pendidikan tidak semata-mata untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi tetapi lebih luas lagi yaitu perkembangan ekonomi.

     
  • Pada 3 Mei 2010 pukul 01.50 , Anonymous Anonim mengatakan...

    Nama: Junaidi Indra
    NPM: C1A006045
    Kalimat Argumentasi.
    Mempekerjakan Anak di Bawah Umur

    Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat dimana-mana.

    Kalimat Eksposisi.
    Perbedaan Antara Akuntasi dan Auditing
    Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan.
    Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.

     
  • Pada 3 Mei 2010 pukul 01.50 , Anonymous Anonim mengatakan...

    Nama: Junaidi Indra
    NPM: C1A006045
    Kalimat Argumentasi.
    Mempekerjakan Anak di Bawah Umur

    Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat dimana-mana.

    Kalimat Eksposisi.
    Perbedaan Antara Akuntasi dan Auditing
    Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan.
    Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.

     
  • Pada 3 Mei 2010 pukul 01.50 , Anonymous Anonim mengatakan...

    Nama: Junaidi Indra
    NPM: C1A006045
    Kalimat Argumentasi.
    Mempekerjakan Anak di Bawah Umur

    Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat dimana-mana.

    Kalimat Eksposisi.
    Perbedaan Antara Akuntasi dan Auditing
    Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan.
    Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.

     

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda